Quantcast
Channel: Pondok Modern Darussalam Gontor
Viewing all 1460 articles
Browse latest View live

Gontor Gelar Lomba Pidato Bahasa Indonesia

$
0
0

GONTOR-Salah satu orientasi Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) dalam mendidik santrinya adalah kemasyarakatan, karena bagaimanapun juga, masyarakat adalah tempat selanjutnya bagi seorang alumni Gontor usai lulus dari Lembaga Pendidikan di Ponorogo ini.

Anugrah Putra, siswa KMI kelas 1 L asal Jakarta, tengah menyampaikan orasinya.

Anugrah Putra, siswa KMI kelas 1 L asal Jakarta, tengah menyampaikan orasinya.

Senada dengan hal itu, PMDG menyelenggarakan Lomba Pidato Bahasa Indonesia untuk mendidik santrinya menjadi orator unggul “mundzirul qoum” yang kelak mampu melanjutkan perjuangan Nabi Muhammad dalam menyampaikan risalah suci Agama Islam, yang berani berkata “Iya” di waktu iya, dan berkata “Tidak” di waktu tidak.
Pada Kamis (29/1), melalui Bagian Pengajaran Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM), PMDG menyelanggarakan Lomba Pidato Bahasa Indonesia yang bertempat di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM). Acara yang diikuti oleh 9 orang kontestan ini, atas musyawarah Panitia Pelaksana dari beberapa Siswa Kelas 3 Intensif dan Kelas 4, mengusung tema “Perjuangan”, dengan tujuan untuk melahirkan para pejuang fisabilillah yang selalu ikhlas tanpa pamrih.
“Hakikat pidato bukan sekedar suara keras dan jiwa yang bersemangat saja, namun apa yang keluar dari hati dan pikiran” tutur Ustad Taufiq Affandi, salah seorang guru senior yang bertugas mewakili Pimpinan dalam pembukaan acara Lomba Pidato kali ini.

Selain guru KMI lulusan S2 Universitas Qatar itu, Bapak Pimpinan PMDG, K.H. Hasan Abdullah Sahal juga turut hadir menyaksikan penampilan dari tiap-tiap kontestan tersebut, bukan sekedar menonton tanpa alasan, namun itulah wujud perhatian seorang Kiai kepada anak didiknya.

Berhasil raih juara pertama dalam Lomba Pidato tahun ini adalah Berta Jaya siswa Kelas 3 Intensif L, disusul oleh Anugrah Putra siswa Kelas 1L sebagai juara kedua, dan yang terakhir adalah Oskar Andika siswa Kelas 1 Intensif F sebagai juara ketiga. shaz


Olimpiade Gontor, Satukan Keberagaman Santri

$
0
0

GONTOR – Ajang Gontor Olympiad atau Olimpiade Gontor, Jumat (30/1) pagi, kembali digelar. Pembukaan yang berlangsung di lapangan hijau Pondok Modern Darussalam Gontor, diikuti lebih dari 4000 santri dan 400 guru KMI. Ustadz H. Heru Wahyudi, S.Ag. selaku Inspektur upacara, menyampaikan amanat kepada seluruh santri dengan penuh semangat.

Ustadz H. Heru Wahyudi, S.Ag. menyampaikan amanat inspektur upacara pada pembukaan Olimpiade Gontor.

Ustadz H. Heru Wahyudi, S.Ag. menyampaikan amanat inspektur upacara pada pembukaan Olimpiade Gontor.

“Kita islamkan olahraga, kita islamkan kesenian. Bahkan kalau perlu, kita islam Messi (pemain Barcelona-red) kemudian kita bawa ke Gontor, untuk mengajarkan sepakbola,” tutur Ustadz Heru di sela-sela amanat inspektur upacara.

Usai amanat, acara dilanjutkan dengan display pembukaan. Melibatkan ratusan santri yang memenuhi lapangan, bergerak dinamis mengikuti lagu yang dibawakan oleh Vokalis Siswa Akhir KMI 2015. Lagu yang disajikan secara live ini begitu menyemarakkan suasana pembukaan pagi hari tersebut, terlebih ditambah dengan bermacam banner, obor api yang melambangkan ajang mulai digelar, hingga bermacam atribut Siswa Akhir KMI yang juga turut menyemarakkan acara.

Tak mau kalah, Marching Band Gema Nada Darussalam (MBGND), Persatuan Beladiri Darussalam (Perbeda), Persatuan Senam Darussalam (Persada), Darussalam Body Building Gymnastium (DBBG) dan Tabloid Olahraga (Tablo) turut unjuk gigi. Penampilan diawali oleh MBGND yang membawakan dua lagu, yakni sound track Digimon dan lagu dari Nida berjudul ‘Terus Melangkah’.

Penampilan dilanjutkan dengan Perbeda, Persada, DBBG dan Tablo. Masing-masing menunjukkan kelebihan dan keahlian di bidangnya masing-masing, yakni beladiri, senam, fitness, sepakbola, takraw, basket dan bulu tangkis.binhadjid

Gontor dan Olahraga

$
0
0
Pertandingan Sepakbola dalam Ajang Gontor Olympiad

Pertandingan Sepakbola dalam Ajang Gontor Olympiad

“Kesehatan itu ibarat mahkota yang ada di atas kepala orang-orang yang sehat. Tak ada seorang pun yang bisa melihatnya kecuali orang-orang yang sakit”. Ungkapan yang berasal dari pepatah Arab ini seringkali terdengar di telinga santri Gontor dalam bahasa Arab-nya, terutama sebelum mendoakan santri atau guru yang sakit setelah shalat Maghrib berjamaah di masjid. Intinya, kesehatan sangatlah penting. Nikmatnya begitu besar dan kadang melenakan, sehingga orang-orang lupa menjaga kesehatan mereka dan baru menyadarinya saat jatuh sakit.

Selain itu, santri Gontor juga mengenal ungkapan latin ini, “mens sana in corpore sano”. Artinya, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Ungkapan ini diperkenalkan seorang pujangga Romawi bernama Decimus Junius Juvenalis dalam “Satire X” miliknya, sekitar abad kedua Masehi. Kemudian peribahasa latin tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, “a healthy mind in a healthy body”. Sedangkan dalam bahasa Arab dikenal dengan ungkapan “al-‘aqlu al-salīm fī al-jismi al-salīm”.

Ungkapan tersebut sering digunakan untuk mengaitkan olahraga dengan kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun kesehatan jiwa atau rohani. Kita perlu berolahraga untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan kuat. Bila tubuh kita sehat dan kuat, maka jiwa kita pun akan sehat dan pikiran pun akan jernih. Hidup kita juga akan lebih bermanfaat. Sebaliknya, jika kita sakit, maka pikiran akan terganggu, bekerja tidak maksimal, manfaat hidup pun berkurang.

Karena itulah Gontor sangat memperhatikan olahraga bagi santri-santrinya. Ada ungkapan khusus yang dimiliki Gontor untuk menggambarkan tujuan dan pentingnya olahraga, “al-riyāḍatu lī tahdzībi al-nufūs lā li jam‘i al-kuūs”. Olahraga itu bertujuan untuk menempa diri atau jiwa, bukan untuk mengumpulkan banyaknya piala. Demikianlah kata-kata itu sering disampaikan dalam berbagai momen pertandingan olahraga di Pondok Modern Darussalam Gontor.

Selain untuk menjaga kesehatan, olahraga di Gontor juga telah menjadi sarana pendidikan. Melalui aneka ragam pertandingan olahraga, seperti Gontor Cup, Comas Cup, Gontor Olympiad, Dema Cup, Muharram Cup, dan pertandingan-pertandingan olahraga lainnya, santri-santri dan guru-guru dididik untuk bersikap sportif dan berjiwa besar. Mereka dilatih bukan hanya untuk menjadi juara, tapi juga dilatih untuk siap menerima kekalahan dan mengakui keunggulan lawan. Inilah mental juara sebenarnya yang ditanamkan dalam diri setiap santri.

Di Gontor, olahraga juga berguna membina kebersamaan antara santri-santri atau guru-guru. Dalam dua kali seminggu, santri-santri memiliki olahraga rutin berupa lari pagi bersama, yaitu pada hari Selasa dan Jum‘at. Suasana pagi sebelum mereka memulai lari per kamar atau per asrama selalu berlangsung meriah. Masing-masing asrama berkumpul ceria di tempat-tempat yang telah ditentukan dan menyanyikan bermacam-macam lagu dengan riang gembira. Pagi itu, kebersamaan mereka sungguh membuat ramai suasana pondok. Bahkan, saat berlari pagi melalui jalanan desa dan daerah persawahan pun mereka terus berdendang sambil membuat irama tepuk tangan.

Hampir setiap cabang olahraga ada di Gontor. Santri yang sebelum masuk pondok telah menggemari sepakbola tidak perlu khawatir kehilangan keahliannya mengolah si kulit bundar. Olahraga populer satu ini bisa ia temukan di Gontor. Selain sepakbola, santri bisa mengikuti cabang olahraga lainnya seperti sepak takraw, bola voli, bola basket, bulutangkis, futsal, dan tenis meja. Setiap cabang olahraga tersebut memiliki lapangannya masing-masing di dalam kampus Pondok Modern Darussalam Gontor.

Ia juga bisa mengikuti olahraga cabang senam bersama Persatuan Senam Darussalam (Persada). Di dalam Persada, santri-santri tidak hanya mempelajari senam, tapi mereka juga berlatih akrobat dalam berbagai macam gaya. Jadi, tidak mengherankan jika ada santri yang pandai melakukan salto akrobatik dalam sebuah pertunjukan. Mereka memang telah terlatih dengan baik secara rutin dan terbimbing. Olahraga sejenis binaraga juga ada di Gontor, di bawah Darussalam Body-Building Gymnasium (DBBG). Bersama DBBG, santri-santri berlatih di ruang fitness khusus, lengkap dengan segala peralatannya. Kadangkala, mereka juga berlatih di alam terbuka. Olahraga beladiri sejenis pencak silat juga tersedia di Gontor. Setiap santri bisa mengikuti Persatuan Beladiri Darussalam (Perbeda) jika ia mau memiliki kemampuan beladiri. Ketiga jenis olahraga ini sering berkolaborasi menampilkan berbagai atraksi memukau pada acara-acara tertentu. Karena itulah, penampilan mereka selalu ditunggu-tunggu dalam setiap perhelatan.

Beberapa cabang olahraga favorit santri seperti sepakbola, futsal, dan bola basket terbagi menjadi beberapa klub. Masing-masing klub memiliki metode latihan khusus untuk meningkatkan kemampuan tim mereka, terutama menjelang musim kompetisi seperti Comas Cup dan Gontor Cup atau Gontor Olympiad. Namun, Gontor mendidik mereka untuk bersaing secara sehat dan menjaga sportivitas olahraga. Sehingga, olahraga yang terbangun di pondok ini berjalan sesuai dengan nilai-nilai pendidikan yang tertanam dalam diri segenap santri.

Dalam melakukan segala hal di Gontor, santri-santri terdidik untuk bersikap profesional termasuk dalam bidang olahraga. Meskipun, olahraga bukanlah profesi mereka. Mereka tetaplah santri yang memiliki kewajiban utama menuntut ilmu, kewajiban yang tak boleh dinomorduakan. Namun, Gontor mendidik santri-santri untuk terampil di segala bidang. Mereka dibina dan diarahkan dengan sungguh-sungguh untuk menyalurkan bakat yang dimiliki, sesuai dengan minat masing-masing, tanpa mengganggu waktu belajar.

Oleh karena itu, mereka tidak asal berlatih dan tidak berolahraga asal-asalan. Dalam setiap cabang olahraga, mereka berlatih dengan metode latihan yang benar, tidak main-main. Berbagai peraturan dan disiplin tiap-tiap cabang olahraga dikenalkan serta dipatuhi dalam setiap pertandingan. Bahkan, untuk menjadi wasit saja, Gontor mendatangkan pelatih khusus bagi santri-santri dan guru-guru. Mereka dilatih menjadi wasit oleh seorang wasit profesional dari setiap cabang olahraga agar sportivitas pertandingan terjaga dengan baik. Sehingga, setiap keputusan wasit bisa diterima oleh semua pihak, baik bagi yang bertanding maupun bagi mereka yang menjadi suporter. Di samping itu, Gontor tidak perlu meminta bantuan wasit dari luar jika menggelar pertandingan karena santri-santrinya telah mampu menjadi wasit.

Agar tidak mengganggu waktu belajar, setiap cabang olahraga memiliki jadwal khusus latihan. Biasanya, santri-santri berlatih pada pagi hari atau setiap sore. Kebanyakan latihan khusus itu digelar pada hari Jum‘at, baik pagi maupun sore, karena Jum‘at merupakan hari libur mingguan dari aktivitas belajar mengajar di kelas. Jadi, waktu berolahraga di hari ini tersedia lebih panjang. Dengan latihan yang benar dan sungguh-sungguh, bisa jadi keahlian mereka tidak kalah dari atlet-atlet nasional, bahkan bisa saja melebihi kemampuan Messi atau Ronaldo di bidang sepakbola atau mengungguli Michael Jordan atau Kobe Bryant di bidang basket. Yang pasti, Gontor berupaya mencetak setiap santrinya menjadi mukmin yang kuat, tidak hanya kuat iman, ilmu, dan amalnya, tapi juga kuat hati, akal dan pikirannya, serta sehat jasmani dan rohaninya.*elk

Ustadz Hasan: Teruslah Bergerak!

$
0
0
Ustadz Hasan Menyampaikan Sambutan

Ustadz Hasan Menyampaikan Sambutan

Kita bersyukur bahwa Pondok Modern Darussalam Gontor hingga hari ini terus bergerak dan mengalami kemajuan. Hari ini kita menyaksikan salah satu kemajuan Pondok Modern Darussalam Gontor yang luar biasa. Hari ini juga kita menyaksikannya di sini, cucu-cucu Trimurti ada di sini. Andaikata Trimurti dibangkitkan, pasti akan banjir air mata bahagia.

Pesantren ini sekarang banyak diirikan oleh orang lain. Karena, memang pendidikan pesantren bisa mandiri, mengatur diri sendiri tanpa intervensi dari pihak manapun.

Ada tiga unsur yang didapatkan oleh para santri dan santriwati Pondok Modern Darussalam Gontor, yaitu mu‘amalah, mu‘asyarah, dan mukhalathah. Mu‘amalah adalah pergaulan yang baik antara santri/santriwati dengan guru-gurunya. Mu‘asyarah adalah interaksi yang intensif dengan iklim pendidikan yang baik, dan mukhalathah, di mana guru tidak hanya memerintahkan, tetapi juga melaksanakan seperti apa yang dilaksanakan oleh para santri. Ketiga hal ini lalu dibungkus dengan keikhlasan, maka jadilah suasana pesantren yang sulit ditiru lembaga lain.

Apa yang terjadi sekarang adalah hasil perjuangan sebelumnya. Dirimu sekarang adalah hasil dari didikan para pendahulu. Nilai-nilai yang sekarang berjalan adalah hasil dari para pengasuh sebelumnya.

Nilai-nilai pondok yang baik harus “diwariskan”. Diwariskan, bukan ditransfer atau ditransformasikan. Mentransfer dan mentransformasikan artinya hanya memindahkan, dan belum tentu memiliki. Tetapi kalau mewariskan, sudah pasti memiliki. Yang diwariskan adalah apa yang sudah dimiliki.

Pondok ini dinamis, bergerak ke depan, bukan ke belakang. Kehidupan yang ada di pondok yang membuat seseorang berhasil. Maka, hidupkanlah nilai-nilai yang ada di pondok di mana saja kalian berada. Karena itulah pesantren kita diminati. Pesantren putri pun selalu diminati. Mau berdiri berapa saja, tidak akan kering. Jangan takut, jangan ragu.

Ingatlah, kalau membaca Al-Qur’an, anggaplah Al-Qur’an itu turun untuk kamu, untuk kamu kerjakan, untuk kamu amalkan. Jangan membaca Al-Qur’an dengan anggapan untuk mengajarkannya kepada orang lain. Kerjakanlah terlebih dahulu apa yang diperintahkan Al-Qur’an, baru ajarkan.

Teruslah bergerak! Jangan tidur! Bangun! Yā ayyuha al-muddaṡṡir! Qum fa andzir! Yā ayyuhal muzzammil! Qumi al-laila illā qalīlā! Bangun! Buang selimut (kemalasanmu)! Bergerak! Jangan diam!

Ingatlah untuk selalu menjadi orang baik karena orang baik akan dicontoh. Tetapi jangan menjadi orang baik dan menjadi contoh karena orang lain. Jadilah orang baik lillahi ta‘ala. Di Gontor tidak ada pencitraan diri hanya karena ingin dianggap baik. Belajarlah untuk bekerja secara ikhlas.

Kesakralan pondok terjaga karena adanya ikhlas, riḍa, dan barakah. Yang memberi, atau yang mengajar di pondok ini berbuat ikhlas. Yang menerima, atau yang belajar juga ikhlas. Karena sama-sama ikhlas, timbullah barakah. Itulah keberkahan pondok.

Terakhir, tidak berbudi orang yang tak tahu budi. Tidak berbudi orang yang mengharap balas budi.*az

 

*Disampaikan oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, pada acara Silaturahim Nasional Alumni Pondok Modern Gontor Putri di Jakarta, Sabtu, 31 Januari 2015.

Silatnas Alumni Gontor Putri di Jakarta Sukses

$
0
0

JAKARTA–Silaturahim Nasional (Silatnas) Alumni Pondok Modern Gontor Putri yang digelar pada hari Sabtu (31/1) kemarin berlangsung sukses. Panitia dari alumni Gontor Putri yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Cabang Jakarta berhasil membuat acara begitu meriah dan penuh kesan. Selain itu, acara yang bertempat di Aula Buya Hamka, Jakarta Selatan, ini sungguh memuaskan para alumni yang hadir karena seluruh tamu undangan tidak ada yang berhalangan mengikuti acara.

Kebersamaan Alumni Gontor Putri dalam Silatnas di Jakarta

Kebersamaan Alumni Gontor Putri dalam Silatnas di Jakarta

Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. dan K.H. Hasan Abdullah Sahal, beserta para Wakil Pengasuh Gontor Putri hadir lengkap bersama anggota keluarga masing-masing. Saat ini, Pondok Modern Darussalam Gontor memiliki tujuh cabang Gontor Putri. Para Wakil Pengasuh yang diamanati Pimpinan Pondok mengelola ketujuh Gontor Putri itu adalah H. Ahmad Suharto, M.Pd.I. (Gontor Putri 1), H. Suwarno TM, S.Ag. (Gontor Putri 2), H. Saepul Anwar, S.Ag. (Gontor Putri 3), Nur Wahyuddin, S.Ag. (Gontor Putri 4), Drs. H. Hamim Syuhada (Gontor Putri 5), H. Abdul Fattah, S.Th.I. (Gontor Putri 6), dan Drs. H. Ma’ruf Chumaidi (Gontor Putri 7). Mereka semua hadir memenuhi undangan panitia disertai istri dan anak-anak.

Panitia juga menghadirkan Dr. H. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, M.A. yang pernah mengasuh Gontor Putri 1 bertahun-tahun lamanya, serta H. M. Hudaya, Lc., M.Ag. yang juga telah lama mengasuh Gontor Putri 3 sebelum digantikan Wakil Pengasuh saat ini. Tak hanya itu, panitia juga mengundang Bu Sutadji yang dahulu berjuang bersama suami, K.H. Sutadji Tajuddin, M.A., merintis dan mengasuh Gontor Putri sejak awal berdirinya. Hingga akhirnya, sang suami berpulang ke rahmatullah pada Jum’at pagi, 12 Maret 2010 silam. Jasa beliau membesarkan Gontor Putri sungguh tak terlupakan sampai kapanpun.

Acara bertemakan “Gontor Putri Vaganza: Sharing, Caring, and Networking” itu juga dihadiri Ketua Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor, Drs. K.H. Kafrawi Ridwan, M.A. Mewakili anggota Badan Wakaf, Prof. Dr. K.H. M. Din Syamsuddin juga turut hadir bersama Drs. K.H. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed. Pak Din sendiri merupakan alumni Gontor angkatan 1975 yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ke-14 sekaligus Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-6. Sementara Pak Akrim pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) IKPM periode sebelumnya.

Perwakilan dari PP-IKPM juga bersedia datang melengkapi tamu undangan yang hadir. Mereka adalah H. Ismail Abdullah Budi Prasetyo, S.Ag., Ketua Umum PP-IKPM periode 2014–2019, bersama H. Muhammad Badrun, M.A. dan Drs. H. Rif‘at Husnul Ma‘afi, M.Ag. sebagai Ketua I dan Ketua II PP-IKPM. Turut hadir H. M. Adib Fuadi Nuriz, M.A., M.Phil. selaku Sekretaris PP-IKPM.

Kemeriahan Silatnas ini sangat terasa dengan berbagai rentetan acara yang digelar panitia di dalamnya, seperti fashion show kids, Gontor Putri charity, talkshow, bazar, Gontor Putri singing all stars, dan kegiatan donor darah. Tapi, selain menyambung silaturahim antaralumni Gontor Putri, acara inti dari Silatnas ini adalah tauṣiyah atau pesan dan nasihat dari Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor.

Tauṣiyah Ustadz Syukri

Tauṣiyah Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.

Sebelum mendengarkan tauṣiyah dari Pimpinan Pondok yang ditunggu-tunggu para peserta Silatnas dari berbagai daerah itu, panitia mengawali acara dengan “Make Up and Hijab Tutorial”. Kemudian acara dilanjutkan dengan pembukaan dan pembacaan Al-Qur’an. Setelah itu, para peserta Silatnas menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dan “Hymne Oh Pondokku”. Saat lagu “Hymne Oh Pondokku” berkumandang, suasana Aula Buya Hamka dipenuhi keharuan yang mendalam. Para peserta tidak kuasa menahan air mata mengenang pondok yang telah mendidik dan membesarkan mereka mejadi wanita-wanita salihah, apalagi ketika itu mereka disuguhi foto-foto kenangan selama di pondok. Rindu. Itulah kata yang mungkin bisa menggambarkan betapa eratnya hubungan mereka dengan Gontor Putri tercinta.

Usai “Hymne Oh Pondokku”, diadakanlah dialog atau talkshow setelah sambutan dari Ketua Umum IKPM Cabang Jakarta dan Ketua Umum PP-IKPM. Acara dialog ini menghadirkan Ninik Ni‘maturrahmaniyyah, seorang trainer dan pegiat parenting, bersama salah satu alumni Gontor Putri yang kini menjabat sebagai diplomat di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Thailand di Kota Bangkok, yaitu Elizabeth Diana.

Selanjutnya, acara tauṣiyah yang ditunggu-tunggu pun tiba. Sebelum Pimpinan Pondok, tauṣiyah pertama kali disampaikan oleh Drs. K.H. Kafrawi Ridwan, M.A., Dr. H. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, M.A., dan Prof. Dr. K.H. M. Din Syamsuddin. Barulah setelah itu tauṣiyah dari Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. Walaupun masih dalam kondisi sakit, beliau tetap bersemangat memberi sambutan. Suara beliau memang terdengar lirih, bahkan hampir tak kedengaran. Tapi, itu tidak mengurangi kegigihan beliau menyampaikan tauṣiyah untuk mendidik anak-anaknya. Di akhir tauṣiyah, beliau bertakbir, diikuti seluruh peserta Silatnas. Takbir itu menggema memenuhi aula disertai tetesan air mata para alumni yang berdoa tulus di dalam hati untuk kesembuhan beliau, agar bisa mendidik mereka kembali dan memimpin pondok seperti sedia kala.

K.H. Hasan Abdullah Sahal Bernasihat

Tausiyah K.H. Hasan Abdullah Sahal

Terakhir, tauṣiyah disampaikan oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal. Dengan gaya khasnya, Ustadz Hasan menyampaikan pesan dan nasihat penuh hikmah, memberi renungan kepada segenap peserta yang hadir. Beliau mengajak bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya yang begitu besar berupa kemajuan Gontor hingga saat ini. “Kalaulah Trimurti dibangkitkan dan melihat perkembangan pondok serta kemajuan cucu-cucunya, pasti mereka akan bercucuran air mata bahagia, melihat apa yang telah mereka wariskan sejauh ini,” kata beliau.

Pesan dan nasihat yang disampaikan benar-benar menggetarkan jiwa. Tauṣiyah demi tauṣiyah itu merasuk ke dalam dada, terpatri di dalam hati berwujud ikrar untuk terus bergerak membina umat, demi terwujudnya kejayaan Islam sesuai cita-cita Gontor, cita-cita Trimurti.*elk

Delegasi Universitas Nagoya Jepang Kunjungi Gontor Putri 1

$
0
0

MANTINGAN–Pada Rabu (28/1) pagi, Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 mendapat kunjungan dari delegasi Universitas Nagoya Jepang. Delegasi ini terdiri dari para mahasiswa dan mahasiswi Faculty of Bioagriculture, Health, Medicine, Education, Psychology, and International Development. Mereka datang bersama delegasi dari Pusat Studi Asia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.  Kunjungan ini merupakan salah satu dari rangkaian fieldtrip bertemakan “Well Being in Asia” yang tengah diadakan oleh kedua universitas tersebut.

Dialog antara Wakil Pengasuh dan guru KMI Gontor Putri 1 dengan Delegasi dari Universitas Nagoya dan Universitas Diponegoro.

Dialog antara Wakil Pengasuh dan Guru KMI Gontor Putri 1 dengan Delegasi dari Universitas Nagoya dan Universitas Diponegoro

Wakil Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 dan Wakil Direktur Kulliyatu-l-Mu’allimat Al-Islamiyah (KMI) membawa rombongan yang dipimpin oleh Prof. Dr. Nishiko Setsuo ini berkeliling kampus. Kemudian kedua belah pihak berdialog singkat mengenai proses belajar mengajar, filosofi, dan juga tujuan pendidikan di Gontor Putri 1.

“Filosofi kami adalah keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah, dan kebebasan. Adapun tujuan utama kami di antaranya adalah pembentukan karakter,” ungkap Wakil Direktur KMI Gontor Putri 1, Dr. Fairuz Subakir.

“Gontor mengajarkan kami cara untuk menghadapi hidup, bukan sekadar cara untuk menghidupi hidup,” tambah Amanda Aristya, salah seorang guru KMI yang turut serta dalam dialog tersebut. fe

Kelas 5 KMI Gontor Putri 1 Selami Lautan Ilmu di “Fathu al-Kutub”

$
0
0

MANTINGAN–Pada Sabtu (31/1) pagi, kegiatan Fathu Kutubi al-Turātsi al-Islāmiy di Gontor Putri 1 dibuka oleh K.H. Syamsul Hadi Abdan, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor. Acara yang biasa disingkat dengan istilah Fathu al-Kutub ini bertempat di Auditorium Gontor Putri 1. Program tahunan Kulliyatu-l-Mu’allimat Al-Islamiyah (KMI) ini dijadwalkan berlangsung hingga Rabu (4/2) nanti.

K.H. Syamsul Hadi Abdan menyampaikan sambutan pada pembukaan Fathul Kutub kelas 5 KMI di Gontor Putri 1.

K.H. Syamsul Hadi Abdan menyampaikan sambutan pada pembukaan Fathul Kutub kelas 5 KMI di Gontor Putri 1.

Fathu al-Kutub yang diadakan di akhir tahun ini wajib diikuti oleh seluruh siswi kelas 5 KMI. Pada tahun ini, jumlah mereka mencapai 590 siswi yang dibagi menjadi 39 kelompok. Dalam pelaksanaannya, para siswi ini mencari buku yang sesuai dengan permasalahan meliputi tiga bidang keagamaan: akidah, hadits, dan fiqh. Kemudian mereka membahasnya secara mandiri. Di akhir pembahasan, diadakanlah diskusi antarsiswi per kelompok di bawah bimbingan guru-guru.

Fathu al-Kutub merupakan sarana untuk menguji kemampuan bahasa Arab siswi, khususnya dalam mengkaji kutub turāts. Maksudnya, dengan program ini, mereka akan belajar menentukan jenis i’rab, mengerti isinya, dan bisa menjelaskannya kepada orang lain,” papar K.H. Syamsul Hadi Abdan dalam sambutannya.

Beliau melanjutkan, “Gontor berbeda dengan pondok-pondok lain. Buku-buku yang dikaji di sini tidak terbatas pada satu madzhab saja. Alasannya, agar kalian punya wawasan luas dan menjadi bijak dalam menyikapi perbedaan madzhab ulama-ulama.” fe

PKU VIII Mulai Bersafari Menggelar Workshop

$
0
0
Workshop PKU VIII di Mantingan

Workshop PKU VIII di Mantingan

SIMAN–Setelah menjalani proses pembinaan selama kurang lebih lima bulan lamanya, kini Program Kaderisasi Ulama (PKU) Gontor Angkatan VIII telah memasuki bulan keenam atau bulan terakhir. Selama bulan Februari ini hingga minggu pertama bulan Maret 2015 nanti, para peserta PKU melaksanakan program berbentuk workshop ke berbagai lembaga pendidikan setingkat perguruan tinggi dan pondok pesantren se-Pulau Jawa. Mereka bersafari menggelar workshop bertemakan tantangan pemikiran Islam, hasil kajian selama lima bulan mengikuti PKU yang berpusat di Gedung Center for Islamic and Occidental Studies (CIOS) Universitas Darussalam Gontor itu.

Workshop perdana mengawali program tahap akhir PKU ini baru saja digelar pada hari Jum ‘at (30/1) yang lalu di beberapa cabang Pondok Modern Darussalam Gontor, meliputi Gontor Putri 1 dan Gontor Putri 3 di Ngawi serta Gontor 3 dan Gontor Putri 5 di Kediri. Selanjutnya, sebanyak 23 peserta PKU tahun ini telah dijadwalkan mengisi workshop di tempat-tempat lainnya secara bergiliran. Setelah digelar di Gontor dan cabang-cabangnya yang terjadwal pada minggu pertama bulan Februari ini, mereka akan memulai safari ke beberapa kota di Jawa Timur. Beberapa pondok pesantren dan perguruan tinggi telah bersiap menyambut kedatangan mereka.

Setelah dari Jawa Timur, para peserta PKU melanjutkan workshop di Jawa Tengah, termasuk meliputi beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta, dan berlanjut ke Jawa Barat hingga berakhir di Jakarta. Di ibu kota nanti, mereka juga dijadwalkan berkunjung ke lembaga fatwa Islam di Indonesia, yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang kini dipimpin oleh salah satu alumni Gontor angkatan tahun 1975, Prof. Dr. K.H. M. Din Syamsuddin. Mereka bersilaturahim dengan MUI untuk mendapatkan wejangan sebagai bekal menjadi kader penerus ulama-ulama sebelumnya.

Sebelum menggelar workshop ini, para peserta PKU yang berasal dari berbagai daerah dan lembaga ini telah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Mereka dibekali secara intensif dengan mengkaji berbagai disiplin ilmu dan hasil pemikiran liberal orang-orang Barat atau kaum orientalis sejak September 2014 lalu. Mereka dibina langsung oleh Dr. H. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Ed., M.Phil., putra ke-9 dari K.H. Imam Zarkasyi yang kini dikenal sebagai intelektual dan ulama muda penggagas gerakan Islamisasi ilmu pengetahuan di Indonesia. Bersama tim dari Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) yang ia pimpin, Dr. Hamid mengawal peserta PKU mendalami pemikiran Islam yang kini mendapat tantangan dari orang-orang liberal.

Tahun ini, PKU yang dijalankan Pondok Modern Darussalam Gontor bekerja sama dengan MUI dan Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) tersebut telah memasuki periode ke-8, sejak dibentuk pada tahun 2007 silam. Pesertanya berpendidikan minimal sarjana S1 dan menguasai bahasa Arab dan Inggris. Dua puluh tiga peserta PKU yang tersaring pada tahun ini cukup beragam dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Mereka merupakan utusan dari berbagai lembaga di daerah masing-masing. Pondok Modern Darussalam Gontor sendiri mengutus empat peserta dari guru-guru Kulliyatu-l-Mu‘allimin Al-Islamiyah (KMI). Keempat guru KMI utusan Gontor tersebut adalah Saiful Anwar, Abdul Wahid, M. Faqih Nidzom, dan M. Shohibul Mujtaba. Sedangkan Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor hanya mengikutsertakan dua kadernya, yaitu A. Kali Akbar dan Zuhdi Abdillah.

Workshop PKU di Gontor 3 Kediri

Workshop PKU di Gontor 3 Kediri

Peserta PKU lainnya berasal dari lembaga-lembaga penerima undangan atau mendapatkan tawaran dari Gontor untuk mengutus kader-kader terbaik yang dimiliki. Mereka adalah Ahmad Sofyan Hadi (Pesantren Ta‘mirul Islam Solo), Ahmad Fauzan (Pesantren Fajrul Karim Banten), Hasbi Arijal (MUI Bandung), Ahmad Rifa‘i (MUI Kalsel), Irwan Haryono (Pesantren Raudhatul Hasanah Medan), Qaem Aulassyahied (PUTM Yogyakarta), Harisman (Ma‘had Aly An-Nur Sukoharjo), Syamsi Wal Qomar (MUI Kalsel), Ayub (PUTM Yogyakarta), Cecep Supriadi (MUI Bogor), A. Khaerurrozikin (Pesantren Nurul Haramain Lombok), Haryanto (Pesantren Sholahuddin Al-Munawwaroh), Mahmud Budi Setiawan (Muhammadiyah Wringin Anom), Muryadi (Ma‘had Aly An-Nur Sukoharjo), Abid Ikhwan Alhadi (Pesantren Hidayatullah Surabaya), M. Aqil Azizy (Pesantren Darussalam Bandung), dan Hariman Muttaqin (MUI Ponorogo).

Bekal yang mereka dapatkan selama mengikuti PKU sangat berguna untuk menghadapi perang pemikiran saat ini. Kelak, mereka bisa melakukannya melalui seminar atau workshop di daerah masing-masing. Jika tidak, mereka pun telah dibekali keahlian menulis secara kritis dan argumentatif untuk berdakwah melalui berbagai media cetak seperti majalah dan koran, atau menulis secara online di berbagai blog dan website atau di media sosial pribadi. Lebih jauh lagi, mereka bisa menulis buku untuk menangkis serangan-serangan kaum liberal dan orang-orang orientalis.

Memang bekal tersebut belumlah cukup untuk menjadikan mereka ulama tumpuan umat. Tapi, semangat dan ketulusan yang mereka miliki untuk terus memperdalam ilmu demi menegakkan kalimat Allah akan menuntun mereka ke arah sana. Dengan demikiran, program ini diharapkan mampu mencetak ulama cerdas yang militan dan ikhlas, serta mampu menjawab tantangan zaman. Harapan ini sesuai dengan cita-cita Gontor, yaitu menjadikan santri-santrinya ulama yang intelek, bukan intelek yang tahu agama.*elk


Siagakan Santriwati, Gontor Putri 1 Gelar Seminar Simulasi Kebakaran

$
0
0

MANTINGAN–Bencana memang mutlak bukan kehendak manusia, tidak ada manusia yang mampu menghentikan bencana. Namun manusia mampu mencegah atau mengantisipasi hal yang dapat mengundang bencana, dan juga mampu menyiapkan diri untuk segala kemungkinan ketika bencana datang.

Pengarahan di aula Kulliyyatu-l-banat tentang  simulasi kebakaran.

Pengarahan di Aula Kulliyatu-l-Banat tentang Simulasi Kebakaran

Bermula dari Wakil Pengasuh Gontor Putri 1, Ustadz H. Ahmad Suharto. M.Pd.I. yang mengusulkan pengadaan seminar tentang bagaimana mengantisipasi kebakaran, maka diadakanlah seminar simulasi kebakaran, atas kerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngawi.

Simulasi kebakaran adalah seminar yang di dalamnya diajarkan berbagai cara mengantipasi bencana, khususnya kebakaran.

Seminar ini diadakan pada tanggal 29 sampai 30 Januari 2015. Meskipun tergolong baru, seminar ini ternyata disambut dengan antusias oleh para peserta yang terdiri dari santriwati kelas satu sampai lima.

Materi seminar simulasi kebakaran ini disampaikan pada pada tanggal 29 Januari 2015 di Aula Kulliyatu-l-banat yang kemudian esok harinya dilanjutkan dengan praktik demi pendalaman materi, tepatnya pada tanggal 30 januari 2015. datagp1

 

 

Lomba Pidato Bahasa Arab dan Inggris, Uji Potensi Bahasa Santri

$
0
0

DARUSSALAMAl-Ma’hadu la Yanamu Abadan, kalimat yang selalu diucapkan oleh Pimpinan PMDG di setiap pertemuan. Gontor tidak pernah berhenti untuk menciptakan dinamika kehidupan santri. Ahad malam (1/2), PMDG mengadakan Lomba Pidato Bahasa Arab dan Inggris untuk menguji potensi Bahasa santri. Language is Our Crown, inilah kalimat yang ditanamkan PMDG kepada santri, bahasa merupakan mahkota yang tak ternilai harganya sehingga Gontor mewajibkan santrinya untuk terus ber-musabaqah dalam meningkatkan bahasa.

Lomba Pidato Bahasa Arab dan Inggris ini adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan pada setiap akhir semester. Karena, semua kegiatan di pondok merupakan pendidikan bagi setiap santri dan guru, “Apa yang anda lihat, anda dengar, dan yang anda rasakan adalah pendidikan,” ujar Ustadz H. Farid Sulistiyo, Lc. sebagai Wakil Direktur KMI ketika membuka acara lomba pidato tadi malam. Selain itu, tujuan dari kegiatan ini adalah mendidik santri bagaimana cara berdakwah yang baik dengan lisan dan kelak mereka akan terjun ke masyarakat.

Adapun pemenang dalam lomba Bahasa Arab dan Inggris dibagi dalam 2 katerogi: Kategori Bahasa Arab: Juara 1: Khairul Anwari Ramadhani Muttaqien, 3G, Rayon Syiria; Juara 2: Azka Sabilirirasyad, I Int E, Rayon Gedung Baru Kibar (GBK); Juara 3: Ahmad Muchtar, 4B, Rayon Sholihin 2. Dalam kategori Bahasa Inggris; Juara 1: Mohammad Xavier Hidayatullah Putra Makoto, 3 Int I, Rayon Sholihin 2; Juara 2: Mohamad Salman, 1 Int B, Rayon Gedung Baru Kibar (GBK), dan yang terakhir Juara 3: Rahmat Bima Satria Lesmana, 1 Int H, Rayon Wisma Hadi.

Diharapkan usai acara ini, para santri dapat mengambil I’tibar agar lebih optimal dalam melatih diri untuk peningkatan Bahasa Arab dan Inggris dan untuk menunjang mutu Bahasa di PMDG, dan juga dapat mengajarkan ilmunya di masyarakat kelak.fuadfahmi

 

Ustadz Husnan Bey Fannanie: “Nyali, Modal Berharga dari Gontor”

$
0
0

DARUSSALAM – “Saat menjadi alumni nanti, kita ini bagaikan orang yang memasuki hutan belantara. Namun, kita sudah diberi satu modal berharga oleh Gontor, yaitu Nyali.” Demikian penuturan Ustadz Husnan Bey Fannanie, cucu dari K.H. Zaenuddin Fannanie, pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, dalam Bedah Buku “Menapaki Kaki-Kaki Langit” yang diselenggarakan oleh Warta Mingguan Darussalam Pos di Balai Pertemuan Pondok Modern Darussalam Gontor, Jumat (6/2) pagi.

Bedah Buku "Menapaki Kaki-kaki Langit" bersama Ustadz Husnan Bey Fannanie oleh Warta Mingguan Darussalam Pos di Pondok Modern Darussalam Gontor.

Bedah Buku “Menapaki Kaki-Kaki Langit” bersama Ustadz Husnan Bey Fannanie oleh Warta Mingguan Darussalam Pos di Gontor

Dalam bedah buku yang diikuti sebanyak 800 santri tersebut, Ustadz Husnan memaparkan pengalaman beliau selama berkuliah di Lahore, Pakistan, dan Amsterdam, Belanda. Pengalaman-pengalaman tersebut beliau sampaikan sekaligus memotivasi para santri untuk selalu mempertahankan kesantriannya di tengah perjalanan mengejar impian.

Selain itu, acara yang dibuka oleh Dr. H. Kholid Muslih, M.A. mewakili Pimpinan PMDG tersebut, diselenggarakan dalam waktu dua hari. Acara diawali dengan Bedah Buku “Menapaki Kaki-Kaki Langit” pada Jumat pagi, dilanjutkan Bedah Buku “Beasiswa 5 Benua” oleh Ahmad Fuadi pada Jumat siang. Sedangkan acara Workshop Tulis Menulis diisi oleh Aries Adenata, pengurus Forum Lingkar Pena Pusat, pada Sabtu (7/2) siang. binhadjid

 

Lomba Pidato Akbar dan MTQ, Sarana Pendidikan Mental di Gontor

$
0
0

MANTINGAN – Pendidikan di Pondok Modern Gontor berorientasi di dalam berbagai kegiatan akademis maupun nonakademis, tidak terkecuali perlombaan-perlombaan yang diadakan pun bertujuan pendidikan khususnya karakter santriwatinya. Setelah melewati beberapa penyeleksian, maka pada Senin, 26 Januari 2015, diadakan final perlombaan Pidato Akbar (PA) kategori junior dan MTQ. Sedangkan pada Rabu, 28 Januari 2015, diadakan kembali perlombaan Pidato Akbar (PA) katageri Senior dan MHQ yang bertempat di Auditorium Utama dan dihadiri oleh seluruh santriwati Pondok Modern Darussalam Gontor putri 1.

Lomba Pidato Akbar di Gontor Putri 1.

Lomba Pidato Akbar di Gontor Putri 1.

Perlombaan yang dibuka dan disaksikan langsung oleh bapak Wakil Pengasuh dan Direktur KMI ini menghasilkan pemenang-pemenang di setiap kategorinya. Adapun pemenang Pidato Akbar untuk kategori senior dimenangkan oleh Nabila Mumtazah (4B) dengan bahasa Indonesia, Abdatur Rofi’ah (4B) dengan Bahasa Arab, dan Siti Shofi’ah (3 Int B) dengan Bahasa Inggris, sedangkan untuk kategori junior dimenangkan oleh Aliza Nur Azizah (1B) dengan Bahasa Indonesia, Marselia Nindia (1B) dengan Bahasa Inggris dan St. Nur Fadhilah (1B) dengan Bahasa Arab.

Adapun  perlombaan MHQ dimenangkan oleh Aunul Izzah (4F) untuk kategori 1 Juz, Syaila Rianisani (1 Int C) untuk kategori 2 Juz, dan Qisthina Binti Abdul Lathif (1 Int Khos) untuk kategori 3 Juz. Dan perlombaan MTQ dimenangkan oleh Nurul Izzah (1 Int B).

Di dalam pidato singkatnya, Ustadz H. Ahmad Suharto, M.Pd.I., selaku Wakil Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 mengatakan, “Perlombaan ini bukanlah untuk mencari pemenang namun sebagai wasilah fa’aliyah untuk menanamkan pendidikan Gontor dalam diri santriwati.” Maka diharapkan setelah melihat penampilan yang dilakukan oleh santrwiwati senior ataupun temannya dapat menjadi contoh yang memiliki pengaruh besar dalam diri santriwati lainnya agar tercipta ruh untuk selalu berlomba dalam kebaikan dan menjadi lebih baik.datagp1

Darma Jaya Raih Juara Umum Cabang Sepakbola

$
0
0

GONTOR – Juara cabang olahraga terfavorit di Gontor, cabang sepak bola, tahun ini diraih oleh klub Darma Jaya. Darma Jaya berhasil meraih juara umum, setelah menjuarai divisi A dan B cabang sepak bola.

Para juara Gontor Olympiad dari berbagai divisi berpose di depan BPPM.

Para juara Gontor Olympiad dari berbagai divisi berpose di depan BPPM.

Adapun pembagian hadiah untuk para pemenang Gontor Olympiad, dilaksanakan pada Jum’at (6/2) pagi pukul 5.30 WIB. Para santri mulai berbaris rapi per rayon di depan Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) dan para pemenang berjajar sesuai divisi masing-masing di timur lapangan.  Acara pembagian hadiah ini dihadiri oleh Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, K.H Syamsul Hadi Abdan, Direktur KMI, K.H Masyhudi Subari, M.A. beserta beberapa gunu senior lainnya. Beliau, bapak Pimpinan, dalam sambutannya mengatakan bahwa kita tidak boleh berhenti bergerak, baik jasmani maupun rohani. Salah satunya berolahraga, bahkan Kiai Syamsul menyatakan dirinya sampai saat ini masih tetap menjaga rutinitas olahraga.

Pembagian hadiah tersebut mencakup seluruh divisi, baik perlombaan klub-klub olahraga maupun perlombaan antarrayon. Kecuali beberapa perlombaan yang masih berjalan sampai saat ini, seperti Fighting Perbeda dan Persada Contest. Seluruh santri sangat antusias mengikuti acara ini, mereka memberikan apresiasi kepada santri-santri yang menjadi juara, sebagai motivasi agar suatu saat nanti mereka yang akan menggantikan juara sekarang. Tapi bukan berarti kemenangan adalah tujuan utama dalam olahraga. “Yang menang jangan terlalu bangga, yang kalah jangan terlalu kecewa, itu hanya tanda saja. Yang penting kita tetap bergerak jasmani dan rohani,” pesan Kiai Syamsul. AaRum

 

Lima Belas Anggota Lengkap Hadiri Sidang Badan Wakaf ke-73

$
0
0

DARUSSALAM – Sidang Badan Wakaf ke-73 yang dilaksanakan pada Jum’at–Sabtu, 16–17 R. Tsani 1436/6–7 Februari 2015 di Wisma Darussalam Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) berjalan sesuai rencana. Semua anggota Badan Wakaf PMDG yang berjumlah 15 orang dapat hadir mengikuti jalannya sidang yang dipimpin oleh Drs. K.H. Kafrawi Ridwan, M.A. selaku Ketua. Banyak hal yang dibahas dalam sidang ini guna menentukan arah langkah PMDG selama setengah tahun kedepan.

Jalannya sidang berlangsung khidmat. Prof. Dr. K.H. Din Syamsuddin dan Dr. K.H. HIdayat Nur Wahid, M.A. turut berkontribusi memberikan banyak usulan dan masukan terkait pengembangan PMDG dan UNIDA Gontor yang telah diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEA, 17 Ramadhan 1435/14 Juli 2014 dan diresmikan pada 23 Dzulqa’dah 1435/18 September 2014. irba

Gudep 08-138 Raih Juara 1 Miss Scouting Gontor Putri 3

$
0
0

KARANGBANYU – Jum’at, 30 Januari 2015, Gontor Putri 3 mengadakan kegiatan Miss Scouting yang bertempat di Auditorium Gontor Putri 3. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh santriwati Darussalam dan dibuka langsung oleh Al-Ustadzah Nu’tih Kamalia, S.Pd.I. Peserta dari kegiatan ini adalah perwakilan dari setiap gudep 17-98, 17-90, 17-92, 18-00, 08-138, 08-136, 08-146 dan 08-144. Guna diadakannya acara ini untuk meningkatkan minat santriwati dalam kegiatan pramuka dan kreativitasnya di bidang ini.

Dengan motto “Kami Pramuka tapi Kami Muslimah”, mulai dari kegiatan ini, santriwati Darussalam diharapkan mampu berkiprah di masyarakat kelak. Tampil sebagai Juara 1 adalah perwakilan dari gudep 08-138 yaitu Dwi Nur Handayani 3 int E. Dan Juara Favorit diraih oleh Berliana Putri Permatasari kelas 3B dari gudep 08-144.sekpenggp3


Public Speaking Contest, Wadah Penguatan Mentalitas Santriwati Gontor Putri 3

$
0
0

KARANGBANYU – Guna meningkatkan mental dan keberanian santriwati dalam berbicara, Gontor Putri 3 mengadakan kegiatan Public Speaking Contest dalam 3 bahasa, yaitu Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia yang bertempat di Auditorium Gontor Putri 3.

Para pemenang berpose bersama Dewan Guru KMI Gontor Putri 3.

Para pemenang berpose bersama Dewan Guru KMI Gontor Putri 3.

Acara tersebut dibuka langsung oleh Wakil Direktur KMI Gontor Putri 3 Ustadz Muhammad Abdullah Bajuri, Lc. Kegiatan ini diadakan pada hari Ahad, 1 Februari 2015, diikuti oleh kelas 1-4. Keluar sebagai Juara 1 Bahasa Arab yaitu Ismah Mufidah kelas 3B, Bahasa Inggris Wanda Yunisa kelas 1 int E dan Bahasa Indonesia Nur Ashilah kelas 1 int D.sekpenggp3

 

Perluas Pengetahuan, Santriwati Gontor Putri 1 Ikuti Seminar Fotografi

$
0
0

MANTINGAN – “Fotografi itu penting, karena foto mengungkapkan sejarah.” Itulah salah satu untaian sambutan dari Wakil Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1, Ustadz H. Ahmad Suharto, M.Pd.I. dalam acara Seminar Fotografi yang diadakan sejak tanggal 2-4 Februari 2015, di Auditorium Kulliyatu-l-Banat pada siang hari sekitar pukul 14.00 WIB. Seminar tersebut turut mengundang Ustadz Ali Effendy sebagai Tutor utama dalam seminar ini. Beliau merupakan salah satu Alumni Gontor yang telah menggeluti dunia fotografi selepas tamat KMI. Saat ini fotografi telah menjadi profesinya maka, tak salah jika beliau merupakan tutor  dalam seminar kali ini.

Ustadz Ali Effendi berpose bersama para peserta acara.

Ustadz Ali Effendi berpose bersama para peserta acara.

Seminar Fotografi merupakan salah satu agenda Pondok Modern Darussalam Gontor yang diadakan setiap satu tahun sekali di bawah naungan Bagian Fotografi Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM). Seminar yang berlangsung selama dua hari ini diikuti oleh perwakilan dari kelas satu sampai dengan kelas enam KMI, kurang lebih peserta mencapai 471 santriwati. Dalam materinya kali ini, para Santriwati diperkenalkan dengan istilah fotografi, macam-macam kamera, fungsi pada pengaturan di kamera, sikap yang harus dimiliki seorang fotografer serta manfaat dan prospek fotografi di masa depan. Tak hanya pemberian materi dengan teori, materi yang diberikan juga dengan praktik oleh beberapa perwakilan santriwati. Sepeti motto Gontor, “Berpengetahuan Luas”, maka aplikasi pendidikan Gontor bukan hanya dididik dalam kelas tapi juga dalam luar kelas.

Rangkaian seminar tersebut juga membuka forum tanya jawab antara tutor dan peserta seminar tentang fotografi tersebut. Di sini santriwati terlihat aktif dan antusias untuk mengetahui lebih banyak tentang pemotretan. Mereka akhirnya mendapat jawaban bagaimana mendapatkan gambar berkualitas baik. Tujuan seminar fotografi bagi santriwati bukan hanya dapat menyalurkan hobi dan bakat tapi juga dapat memperdalam potensi mereka dalam dunia fotografi. Tentunya bagi santriwati yang masih awam akan fotografi mendapatkan pengetahuan dasar fotografi karena salah satu visi dari seminar ini untuk menumbuhkan cita rasa seni dalam fotografi kepada santriwati.

Keaktifan dan antusias santriwati dalam seminar ini dinilai oleh panitia di setiap materi. Ada  Peserta teraktif kali ini, dua diantaranya adalah Nur Diana dari kelas 4G dan Minsyin Finicia dari kelas 3 Intensive D.pusdatgp1

 

Al-Ishlah Lamongan Sambut PKU VIII

$
0
0
Silaturahim PKU VIII dengan Pengurus Al-Ishlah Lamongan

Silaturahim PKU VIII dengan Pengurus Al-Ishlah Lamongan

LAMONGAN–Mengawali workshop ke berbagai perguruan tinggi dan pondok pesantren se-Pulau Jawa, rombongan PKU VIII sambangi Pondok Pesantren Al-Ishlah Lamongan, Sabtu (7/2). Salah satu pondok alumni yang didirikan Drs. K.H. Muhammad Dawam Saleh ini menerima rombongan dengan hangat dan penuh kebanggaan.

Ustadz Dawam sendiri tidak bisa menyambut langsung kedatangan tamunya dari Gontor ini karena pada saat yang sama beliau berada di Gontor, mengikuti Sidang Badan Wakaf yang berlangsung sejak Jum‘at (6/2) malam. Saat ini, Drs. K.H. Muhammad Dawam Saleh termasuk salah satu dari 15 anggota Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor.

Walaupun Pimpinan Pondok tidak berada di tempat, penghargaan Al-Ishlah terhadap tamunya tidak berkurang. Pada acara silaturahim, rombongan PKU VIII ditemui Ustadz Agus Salim yang diberi amanat oleh Ustadz Dawam Saleh mewakili beliau. Ternyata, yang bersangkutan juga merupakan salah seorang alumni Gontor tahun 80-an.

“Kami sangat bangga mendapat kunjungan dari Gontor, terutama dari kader-kader ulama ini. Semoga kunjungan ini terus mempererat silaturahim antara Pondok Pesantren Al-Ishlah dan Pondok Modern Darussalam Gontor,” kata Ustadz Agus Salim di hadapan rombongan PKU VIII serta beberapa guru dan siswa Pondok Pesantren Al-Ishlah.

Sementara itu, pada siang harinya, di pondok ini digelar Workshop Pemikiran dan Peradaban Islam oleh peserta PKU VIII. Pada waktu bersamaan, beberapa anggota PKU VIII juga diminta mengisi workshop di Ma’had Islami Muhammadiyah Karangasem, Lamongan, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Pondok Pesantren Al-Ishlah Lamongan.*elk

PKU VIII Lanjutkan Workshop di Gresik

$
0
0
Penampilan Hadrah Mambaus Sholihin

Penampilan Hadrah Mambaus Sholihin

GRESIK–Dalam lanjutan safari workshop, peserta Program Kaderisasi Ulama (PKU) VIII Gontor tiba di Kota Gresik, Ahad (8/2). Kali ini, rombongan disambut di Pondok Pesantren Mambaussholihin, Suci, Manyar, Gresik. Mewakili 23 peserta PKU yang terlibat dalam kegiatan ini, M. Shohibul Mujtaba dan M. Khaerurrozikin berkesempatan menyampaikan materi tentang pemikiran Islam dan tantangannya di hadapan 400-an santri dan santriwati Pondok Pesantren Mambaussholihin.

Dalam acara berbentuk diskusi ilmiah ini, secara khusus, Mujtaba membahas tentang “Konsep Ikhtilaf dalam Islam”, sedangkan Rozikin membawa kajian berjudul “Problem Sosiologis Pluralisme Agama di Indonesia”. Keduanya menyampaikan materi secara bergantian menjelaskan permasalahan yang berkembang di kalangan umat Islam tersebut.

Para peserta yang juga berstatus sebagai mahasiswa dan mahasiswi Institut Keislaman Abdullah Faqih (INKAFA) tersebut begitu antusias mengikuti workshop yang digelar PKU VIII ini. Bahkan, sebelum acara dimulai mereka sudah memenuhi tempat duduk yang telah disediakan. Menariknya, Pondok Pesantren Mambaussholihin telah menyiapkan grup hadrah yang tampil membawakan beberapa lagu bertembang qasidah. Penampilan mereka menghibur para peserta yang sudah menantikan dimulainya acara.

Lebih menarik lagi, para peserta yang hadir terlibat aktif dalam sesi diskusi. Berbagai pertanyaan kritis diajukan kepada pembicara, hingga waktu pun tak cukup banyak untuk menampung pertanyaan demi pertanyaan. Akhirnya, moderator harus membatasi pertanyaan bagi para peserta workshop karena keterbatasan waktu tersebut.

Dengan penyambutan yang begitu hangat dan dalam suasana penuh kekeluargaan, workshop PKU VIII di Pondok Pesantren Mambaussholihin berlangsung sukses. Kehadiran rombongan PKU di pondok yang juga sering disebut Pondok Suci itu meninggalkan kesan mendalam bagi kedua belah pihak.

Sementara itu, pada hari yang sama selepas menggelar workshop di Mambaussholihin, rombongan PKU VIII meluangkan waktu berkunjung ke Yayasan Tarbiyatul Athfal Masyhudiah. Yayasan yang berlokasi di Giri, Kebomas, Gresik, ini menyelenggarakan pendidikan setingkat Madrasah Ibtida’iyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah. Pendiri atau pemilik yayasan tersebut merupakan alumni Gontor tahun 60-an. Selain menjalin silaturahim, kunjungan ini juga dimanfaatkan pihak Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, yang tergabung dalam rombongan PKU VIII, untuk memperkenalkan program pendidikan di UNIDA Gontor kepada siswa dan siswi Yayasan Tarbiyatul Athfal Masyhudiah.*elk

Maksimalkan Penyajian, PSC Siswa Kelas 5 KMI Tampil Beda

$
0
0

GONTORPublic Speaking Contest Siswa Kelas 5 KMI kali ini tak seperti biasanya, Panitia yang dibimbing oleh Staf Pengasuhan Santri dan para Wali Kelas 5 KMI menyajikan gebrakan-gebrakan dalam acara yang digelar Ahad (8/2) malam lalu. Acara yang dilaksanakan di Balai Pertemuan Pondok Modern tersebut diikuti lebih dari 600 siswa kelas 5 KMI, Dewan Guru KMI dan Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, K.H. Syamsul Hadi Abdan.

Penampilang wayang golek menambah kemeriahan Public Speaking Contest Siswa Kelas 5 KMI.

Penampilang wayang golek menambah kemeriahan Public Speaking Contest Siswa Kelas 5 KMI.

Beberapa gebrakan dalam acara tersebut di antaranya adalah background istana tiga dimensi yang membuat acara serasa benar-benar berada dalam sebuah bangunan mewah dan megah, ditambah dengan taman indah tersaji di depan panggung berhiaskan kincir air dan beberapa tanaman asri. Konsep istana semakin tampak mewah dengan kehadiran susunan lampu botol bekas di tengah ruangan, sejenak sangat mirip dengan lampu mahal yang terdapat di gedung-gedung mewah.

Selain itu, sesuai dengan rencana, pembawa acara dapat ‘muncul’ dari panggung tambahan di depan panggung utama BPPM. Dan pot-pot tanaman yang memanjang di jalur red carpet untuk para orator menuju panggung, semakin menambah kesemarakan malam tersebut.

Untuk Pidato Bahasa Arab, juara 1 diraih oleh Ibnu Farhan Istiqlal (5C), juara 2 dan juara 3 dimenangkan oleh Ibnu FIkri Ghozali (5I) dan Muhammad Yahya (5-E). Adapun Bahasa Inggris, juara 1 dan 2 direbut oleh Bagus Mardhatillah (5E) dan Didin Manca (5R), serta juara 3 didapatkan oleh Lazuardi Ilham (5J). binhadjid

Viewing all 1460 articles
Browse latest View live