Quantcast
Channel: Pondok Modern Darussalam Gontor
Viewing all 1538 articles
Browse latest View live

Selama Tiga Hari, Ibu Ratih Sang Isi Seminar di Gontor Putri 1

$
0
0

MANTINGANAl-Ma’hadu Laa Yanamu Abadan, itulah salah satu motto Pondok Modern Darusalam Gontor dan menjadi nafas kehidupan di dalamnya. Begitu juga yang terjadi di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1, berbagai acara telah dilaksanakan dan beberapa dilakukan bersamaan dalam satu waktu. Seperti yang terjadi pada hari Kamis sampai Sabtu tanggal 12-14 Februari 2015, telah diadakan Seminar Keputrian dengan mengusung tema “Etika Berbusana dan Menjadi Pribadi Muslimah yang Baik” dengan pembicara seorang mantan peragawati muslim, Ibu Hj. Ratih Sanggarwaty atau yang lebih dikenal dengan Ratih Sang.

Ustadzah Hj. Silvana Yunita memberikan kenang-kenangan kepada Ibu Hj. Ratih Sanggarwaty.

Ustadzah Hj. Silvana Yunita memberikan kenang-kenangan kepada Ibu Hj. Ratih Sanggarwaty.

Acara yang berlangsung selama tiga hari ini, diadakan di Aula Kulliyatul Banat Gontor Putri 1, dan diikuti oleh santriwati kelas 5 dan 6 pada hari pertama, seluruh santriwati pada hari kedua dan para ustadzah pada hari ketiga. Para peserta seminar tampak begitu antusias dengan penjelasan dari Ibu Hj. Ratih Sanggarwaty. Berbagai macam pesan dan nasehat beliau utarakan, diantaranya, bagaimana menjadi Muslimah yang baik, cantik lagi anggun luar dan dalam. Mulai dari bagaimana akhlak muslimah yang baik dan anggun sampai bagaimana bertata busana muslimah yang benar.pusdatgp1


Sambangi Madura, PKU VIII ke Al-Amien dan INSTIKA

$
0
0
Presentasi PKU VIII di Al-Amien

Presentasi PKU VIII di Al-Amien Putri

MADURA–Memasuki hari ketiga, Senin (9/2), workshop yang digelar Program Kaderisasi Ulama (PKU) VIII Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor merambah Kota Madura. Rombongan diterima di dua tempat, Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan dan Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA).

Di Al-Amien Prenduan, rombongan mendapatkan jamuan meriah dari para pengurus pondok pesantren yang berhalauan ke Gontor ini. Pasalnya, pendiri maupun pengelola Al-Amien sendiri memiliki ikatan kekeluargaan yang sangat erat dan kuat dengan Pondok Modern Darussalam Gontor. Pendirinya, K.H. Muhammad Tidjani Djauhari, M.A., merupakan salah seorang alumni Gontor sekaligus menantu K.H. Imam Zarkasyi, salah satu pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor. Demikian pula putra-putranya dan juga sebagian besar anggota keluarganya dipondokkan di Gontor.

Tiga sesi workshop digelar di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan. Sesi pertama dihadiri mahasiswa dan mahasiswi Institut Dirosat Islamiyyah Al-Amien (IDIAL), perguruan tinggi yang dimiliki pondok. Acara dilaksanakan pada pagi hari dengan menghadirkan empat pembicara dari peserta PKU VIII. Pembicara pertama, Cecep Supriadi, membawakan “Relasi Islam dan Negara: Wacana Keislaman dan Keindonesiaan”, dilanjutkan oleh M. Aqil Azizy tentang “Liberalisasi Kurikulum Pendidikan: Studi Kritis Buku-buku Pelajaran Sekolah”. Pembicara ketiga dan keempat adalah Ahmad Sofyan Hadi dan Saiful Anwar. Masing-masing membahas tentang “Problem Multikulturalisme dalam Pendidikan Agama Islam” dan “Problem Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG)”.

Pada siang hari, acara workshop diadakan untuk santri-santri dari kelas 6 Tarbiyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (TMI). Mewakili peserta PKU lainnya, M. Shohibul Mujtaba mengupas permasalahan bertema “Konsep Ikhtilaf dalam Islam”. Berbagai pertanyaan menarik terkait perbedaan pendapat para ulama menyeruak dari sejumlah santri yang sangat antusias mengikuti workshop. Bahkan, salah satu peserta yang hadir mengaku sudah lama berkenalan dengan pemikiran-pemikiran liberal. Ia menanyakan tentang bahaya pemikiran liberal. Ada juga yang menanyakan tentang pemikiran Harun Nasution.

Sore harinya, workshop digelar di Al-Amien Putri. Pembicaranya, Mahmud Budi Setiawan, menyampaikan tema makalahnya yang berjudul “Wanita Salihah”. Santriwati dari kelas 6 TMI yang hadir begitu tertarik dengan pembahasan yang sangat selaras dengan kehidupan mereka itu. Antusiasme mereka tidak kalah dari santri-santri yang mengikuti workshop pada pagi hari sebelumnya. Pembahasan lainnya juga tak kalah menarik disampaikan oleh Zuhdi Abdillah, mengulas tentang “Kritik Terhadap Pemikiran Homoseksual Irshad Manji”.

Sedangkan di INSTIKA, beberapa peserta PKU VIII berbicara di hadapan mahasiswa dan mahasiswi yang sebagian besar mengikuti Program Pascasarjana-nya. Salah seorang pembicara, M. Faqih Nidzom, membahas “Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Islam dan Problem Keilmuan Barat”. Sementara dua pembicara lainnya, Ahmad Rifa’i dan Ayub, mengupas tentang “Pendidikan Karakter dan Pendidikan Akhlak” dan “Problem Penyimpangan Orientasi Seksual”.

Kegiatan workshop yang dijalankan PKU VIII pada hari ketiga ini berjalan lancar. Pada hari berikutnya, rombongan bertolak ke Kota Pahlawan, Surabaya, untuk menyelenggarakan kegiatan yang sama.*elk

Tiba di Surabaya, PKU VIII Gelar Workshop Perdana di Al-Hikmah

$
0
0
Workshop di STAIL Hidayatullah Surabaya

Workshop di STAIL Hidayatullah Surabaya

SURABAYA–Setelah melaksanakan workshop di Madura, PKU VIII melanjutkan kegiatan ilmiahnya di Kota Pahlawan. Setiba di Kota Surabaya, Senin (9/2) malam, rombongan langsung beristirahat di Asrama Haji sekaligus menginap di sana untuk seminggu ke depan. Pasalnya, jadwal padat telah menanti mereka selama berada di ibu kota Provinsi Jawa Timur itu.

Workshop perdana di kota ini digelar di Yayasan Al-Hikmah Surabaya, Selasa (10/2) pagi. Para peserta workshop diterima dengan baik oleh para pengurus Al-Hikmah. Setelah beramah-tamah, dua peserta PKU VIII dipersilakan mengisi workshop yang dihadiri para siswa SMA Al-Hikmah. Pembicara pertama, Abdul Wahid, membahas “Pluralisme dalam Pandangan Agama-agama di Indonesia”. Sedangkan Hasbi Arijal, pembicara kedua, menyampaikan pembahasan berjudul “Problem Konsep Monoteisme dalam Agama-agama Semit”.

Siang harinya, rombongan bertolak ke Sekolah Tinggi Agama Islam Lukman Al-Hakim (STAIL) Hidayatullah. Di hadapan para mahasiswa STAIL, empat peserta PKU VIII diminta memaparkan pembahasan mereka. Abid Ikhwan Alhadi membahas tentang “Tahrif Al-Qur’an dalam Literatur Ahlu Sunnah”. Yang lain, Ayub, menguraikan panjang lebar tentang “Problem Penyimpangan Orientasi Seksual”. Pembicara lainnya, M. Aqil Azizy, berbicara mengenai “Liberalisasi Kurikulum Pendidikan”. Terakhir, Saiful Anwar mengulas pembahasan berjudul “Problem Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG)”.

Pada saat yang sama, PKU VIII juga diminta mengisi workshop di SMA Al-Mujahidin Surabaya. Pembicaranya adalah Ahmad Rifa‘i. Ia membawakan pembahasan bertema pendidikan dengan judul “Pendidikan Karakter dan Pendidikan Akhlak.”

Rangkaian workshop di Surabaya akan berlanjut hingga beberapa hari ke depan. Setelah dari sini, para peserta PKU VIII akan beranjak menuju berbagai tempat di daerah Tapal Kuda dan Malang, mengemban tugas dakwah menegakkan kalimat Allah.*elk

HTQ, Cetak Generasi Qur’ani

$
0
0

GONTOR – Khoirukum man Ta’allama-l-Qur’an wa ’allamahu, inilah Hadist yang selalu diucapkan oleh Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor dalam setiap pertemuan. Haflatu Tilawati-l-Qur’an (HTQ) merupakan acara rutin PMDG yang dilaksakan satu kali dalam setahun. PMDG mengadakan acara ini guna untuk mencetak generasi Qur’ani, dan juga untuk menanamkan kepada santri untuk selalu belajar membaca al-Qu’ran dan mengamalkanya. Dinamika Gontor yang didesain sedemikian rupa tidak lepas juga dalam mengajak para santri untuk membaca al-Qur’an setiap usai Shalat 5 Waktu.

Acara ini dibuka oleh Ustadz H. Syarif Abadi pada Kamis (5/2) malam. Beliau sangat mengapresiasi acara tersebut. Ustadz Syarif menuturkan, “al-Qur’an telah menyinari dunia dan dengan cahayanya bergerak menyejukkan hati, dan bagi yang cinta terhadap al-Qur’an dan mengamalkanya maka mereka termasuk ahli surga.”

Adapun lomba yang ada dalam HTQ ini adalah Mujawwadah, Murattalah, Hifdzil Qur’an, Adzan, Kaligrafi, Syarhil Qur’an, dan Fahmil Qur’an. Pemenang dalam HTQ ini adalah; Juara 1 Mujawwadah: Taufiq Hidayat 1 Int M, Juara 2: M. Zidan T, Juara 3: Wahyu Istalama 3 Int F. Juara 1 Murattalah: Ahmad Muaz 1 Int H, Juara 2: M. Irham 1 H, Juara 3: M. Irfan Faruq 1 Int H. Juara Adzan: Lalu Dhika 3 Int G, Juara Kaligrafi: Muhammad Fikri 1 Int G, Juara Syarhil Qur’an: Rayon Palestina, dan Juara Fahmil Qur’an: Rayon Saudi 1 lantai 2.

Peran para santri yang mengikuti Haflah ini sangat penting sekali, karena PMDG berharap bahwasanya mereka bisa meningkatkan prestasi mereka dan mengamalkan ilmu mereka ke masyarakat kelak.fuadfahmi

 

PKU VIII Berkunjung ke Bina Qalam

$
0
0
Silaturahim dengan Bina Qalam

Silaturahim dengan Bina Qalam

SURABAYA–Pada hari kedua di Surabaya, peserta Program Kaderisasi Ulama (PKU) VIII Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor mendapat undangan dari Yayasan Bina Qalam Indonesia, Rabu (11/2) pagi. Kunjungan di sela-sela kegiatan workshop ini bertujuan mengenal lebih jauh program-program kepenulisan yang dikembangkan Bina Qalam. Di samping itu, PKU UNIDA Gontor dan Yayasan Bina Qalam memiliki keterikatan karena sama-sama menjalin relasi dengan Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) Surabaya.

Rombongan disambut Ketua Yayasan Bina Qalam Indonesia, Oki Aryono, di Kantor Bina Qalam yang berlokasi di Jalan Bengawan, Surabaya. Para peserta PKU VIII diberi penjelasan mengenai lembaga yang bergerak mencari, melatih, dan mengader penulis-penulis muda itu. Setelah melalui beragam pelatihan, mereka akan diorbitkan sebagai penulis hebat berbakat dan tergabung dalam Lembaga Manajemen Penulis Indonesia (MPI) yang dikelola Yayasan Bina Qalam Indonesia.

Oki Aryono mengaku, pihaknya membutuhkan kontribusi peserta PKU untuk merealisasikan tujuan Bina Qalam mengubah dunia dengan pena. Sebagaimana diketahui, PKU secara intensif telah membekali kader-kader terbaik umat dengan berbagai bidang keilmuan. Lebih penting lagi, mereka telah dilatih menulis selama enam bulan dan sudah mampu berdakwah melalui tulisan. Hal ini sangat memudahkan Bina Qalam dalam memenuhi kebutuhan tulisan dari berbagai jaringan media partner.

“Sampai saat ini, selama setahun Bina Qalam berdiri, kami masih kekurangan penulis-penulis muda berbakat dari kalangan muslim, sedangkan berbagai media yang bekerja sama dengan kami sangat membutuhkan tulisan-tulisan berkualitas mengenai wacana-wacana kontemporer, terutama tentang keislaman dan isu-isunya,” kata Oki kepada peserta PKU VIII UNIDA Gontor.

Bina Qalam membuka pintu seluas-luasnya bagi peserta PKU untuk bergabung menjadi penulis di MPI. Sehingga, ilmu mereka terus berkembang dan bermanfaat bagi umat. “Dalam sebuah kesempatan, Ustadz Hamid pernah menyampaikan bahwa seorang ilmuwan itu jangan sampai tenggelam oleh ilmunya sendiri karena ia tidak pernah menulis,” ungkap Oki Aryono menyampaikan pesan Dr. H. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Ed., M.Phil. kepada 23 peserta PKU di hadapannya.*elk

Drama Contest Tanamkan Cinta Berbahasa Santriwati Gontor Putri 3

$
0
0

KARANGBANYU – Jum’at, 6 Februari 2015/17 Rabi’ul Tsani 1436, suara gong yang nyaring menjadi pertanda dibukanya acara Drama Contest Among Hostel oleh Wakil Direktur KMI Gontor Putri 3, Ustadz Muhammad Abdullah Bajuri, Lc setelah pidato singkat mengenai pentingnya berbahasa disertai dengan pelepasan peserta lomba Festival Sitti-l-Kull. Acara yang diselenggarakan oleh bagian Bahasa ini bertujuan untuk menanamkan rasa cinta berbahasa bagi para santri yang diaplikasikan dengan drama dari maskan sighar hingga maskan kibar. Acara yang berlangsung dari jam 08.00 pagi hingga 12.00 ini berlangsung meriah dengan antusiasme dari para santri karena kreativitas mereka dalam berbahasa dan pengaplikasiannya dalam drama.

Penampilan salah satu peserta Drama Contest di Gontor Putri 3.

Penampilan salah satu peserta Drama Contest di Gontor Putri 3.

Adapun penjurian dinilai dari segi bahasa, busana, prolog dan akting. Dan sebagai pemenang kategori best language diraih oleh Thaif A, best costum oleh Thaif A, best prolog oleh Andalusia B, sebagai best actris oleh Oriza Safira kelas 3 dari Ghaza B, dan juara umum kali ini diraih oleh Thaif A.rika

PKU VIII Hadir di ITS dan Unair Surabaya

$
0
0
Presentasi PKU VIII di Unair Surabaya

Presentasi PKU VIII di Unair Surabaya

SURABAYA–Pada Kamis (12/2) pagi, Program Kaderisasi Ulama (PKU) VIII Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor melanjutkan wokshop di dua tempat berbeda. Secara bersamaan, sebagian peserta PKU VIII hadir di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan sebagian lagi berangkat ke Universitas Airlangga (Unair). Mereka mendapatkan kesempatan menggelar workshop di kedua perguruan tinggi ternama di Kota Surabaya tersebut.

Di kampus ITS, acara berlangsung di Gedung Student Communication Centre (SCC), dihadiri sekitar 50-an mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) ITS. Ada tiga pembahasan yang disampaikan para peserta PKU VIII di hadapan para peserta workshop. Salah satunya tentang “Relasi Islam dan Negara: Wacana Keislaman dan Keindonesiaan” oleh Cecep Supriadi. Tema ini mendapatkan respon positif dari para mahasiswa dan mahasiswi. Hampir seluruh pertanyaan pada sesi diskusi ditujukan kepada Cecep Supriadi. Memang, pembahasannya sangat sesuai dengan tingkat keilmuan mereka yang hadir di ruangan tersebut.

Tema lainnya berkaitan dengan permasalahan hadis yang disampaikan oleh Qaem Aulassyahied. Judulnya adalah “Kritik Konsep Sunah Muhammad Syahrur”. Tampaknya, isu ini sangat asing di telinga para peserta workshop. Banyak hal-hal yang baru mereka dengar setelah diulas pembicara. Mereka tertegun mengetahui kenyataan bahwa ada seorang pemikir muslim yang memiliki konsep sunah atau hadis di luar ketentuan para ulama hadis yang otoritatif. Sedangkan Syamsi Wal Qamar, pembicara ketiga, membahas tentang “Kritik Makna Islam Perspektif Orientalis dan Liberal”.

Sementara di Unair, pembicara yang dihadirkan dari PKU VIII sebanyak empat orang. Dua orang di antaranya berbicara mengenai pendidikan. Saiful Anwar menyampaikan “Problem Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG)” dan Ahmad Rifa‘i membahas tema pendidikan berjudul “Pendidikan Karakter dan Pendidikan Akhlak”. Pembicara lainnya, M. Faqih Nidzom, mengupas panjang lebar tentang “Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Islam dan Problem Keilmuan Barat”. Sedangkan Ahmad Fauzan menyampaikan pembahasan berjudul “Teks Al-Qur’an dalam Pandangan Nasr Hamid Abu Zaid”.*elk

Wakili Pesantren, Kiai Hasan Ajak Ulama Introspeksi Keadaan Bangsa

$
0
0

YOGYAKARTA – “Indonesia ini negara yang sangat banyak sedekahnya, mungkin menjadi bangsa paling depan masuk surga. Emas disedekahkan, minyak disedekahkan, kayu disedekahkan, TKI pun disedekahkan. Semoga ulama tidak ikut disedekahkan.” Demikian penuturan K.H. Hasan Abdullah Sahal di depan ratusan ulama pada Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) di Ballroom Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, Ahad (8/2) malam. Dalam sambutan singkat beliau mewakili pesantren se-Indonesia, Kiai Hasan mengajak hadirin untuk berintrospeksi mengenai keadaan bangsa dewasa ini. Ajakan tersebut disampaikan dengan guyonan khas yang disambut dengan gelak tawa dan tepuk tangan para hadirin.
Tuntutan pelaksanaan reformasi menyulut beberapa persoalan masyarakat dan bangsa. Permasalahan nasional yang mengarah pada fenomena upaya memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia ini, menarik perhatian seluruh komponen bangsa Indonesia, termasuk umat Islam Indonesia. Sadar akan permasalahan yang kian berbahaya bagi bangsa, Forum Ukhuwah Islamiyah merekomendasikan kepada Majelis Ulama Indonesia untuk bersama-sama dengan ormas dan lembaga Islam lainnya untuk menyelenggarakan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) Ke-6.
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. dan K.H. Hasan Abdullah Sahal, ikut berpartisipasi pada kongres yang dilaksanakan selama 4 hari (8-11/2) di Yogyakarta. Selain mengajak para hadirin untuk berintrospeksi, Kiai Hasan juga mengajak hadirin untuk berpikir mengenai asal-usul ulama dan kuyaha’. “Di depan saya ini banyak para ulama dan kuyaha’. Kuyaha’ itu jamak dari kata kiai. Saya tidak tahu mana yang lebih dahulu, ulama yang melahirkan kuyaha’ atau kuyaha’ yang melahirkan ulama,” tutur Kiai Hasan di sela-sela sambutan.

Kiai Hasan memberi nasihat kepada peserta sidang Komisi D sebelum sidang dimulai

Kiai Hasan memberi nasihat kepada peserta sidang Komisi D sebelum sidang dimulai

Pada rentetan acara KUII, K.H. Hasan Abdullah Sahal mendapat amanat untuk menjadi wakil ketua sidang komisi D, mendampingi K.H. Slamet Effendy Yusuf, M.Si. selaku ketua sidang. Komisi D membahas tentang perumusan rekomendasi KUII ke-6 dan melahirkan deklarasi yang disebut dengan “Risalah Yogyakarta”. Deklarasi ini merupakan bentuk umum dari rekomendasi-rekomendasi Komisi A (Komisi Penguatan Peran Politik Umat Islam), Komisi B (Komisi Penguatan Peran Ekonomi Umat Islam), dan Komisi C (Komisi Penguatan Peran Sosial Budaya Umat Islam).
Bertemakan “Penguatan Peran Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya Umat Islam untuk Indonesia yang Berkeadilan dan Berperadaban”, kongres ini dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak H. M. Yusuf Kalla pada Senin (9/2) pagi, di Keraton Yogyakarta dan ditutup oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. H. Joko Widodo pada Rabu (11/2) pagi. farouq


MUI Jatim Bekali Peserta PKU VIII

$
0
0
Pembekalan dari MUI Jatim

Pembekalan dari MUI Jatim

SURABAYA–Peserta Program Kaderisasi Ulama (PKU) VIII Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor yang tengah melaksanakan serangkaian workshop di Kota Surabaya berkesempatan mengunjungi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur (Jatim). Silaturahim berlangsung pada hari Jum‘at (13/2) di Kantor Dewan Pimpinan MUI Jatim yang berlokasi di Jalan Dharma Husada Selatan, Surabaya. Dalam kesempatan ini, sebanyak 23 peserta PKU VIII dibekali pengetahuan mendalam tentang MUI dan program-programnya beserta peran dan fungsinya.

Pembekalan sesi pertama tentang MUI disampaikan Sekretaris Umum MUI Jatim, Drs. H. Imam Tabroni, M.M. Dalam penjelasannya, ia menyampaikan pentingnya keberadaan MUI sebagai wadah tempat berkumpulnya para ulama, zu‘ama, dan cendekiawan muslim untuk bermusyawarah atau bertukar pikiran guna menyelesaikan berbagai permasalahan umat.

Lebih lanjut, H. Imam Tabroni mengisahkan sejarah berdirinya MUI. Sebelum lahirnya MUI di Indonesia secara resmi pada tanggal 26 Juli 1975, telah ada lembaga sejenis majelis ulama di beberapa daerah Nusantara. Salah satunya Majelis Ulama (MU) di Jawa Barat yang didirikan pada tanggal 12 Juli 1958. Sekitar tahun 1966 juga berdiri MU di Sumatera Barat yang diketuai Datuk Palimo Kajo. Di Aceh juga ada MU yang dipimpin oleh Datuk Beureuh pada kisaran tahun 1967. Sulawesi Selatan pun membentuk lembaga sejenis pada tahun 1970-an di bawah koordinasi Panglima Militer Sulawesi Selatan.

Tidak hanya di daerah-daerah tersebut, pemerintah pusat pun mendirikan MU, kira-kira pada tahun 1958, untuk mengadakan pembinaan dan pengendalian kegiatan umat Islam. Peran MU Pusat masih sebatas mencari dukungan dari ulama atas langkah dan kebijakan pemerintah. Ketuanya adalah K.H. Fatah Yasin selaku Menteri Penghubung Alim Ulama. Ketika itu, pengurus MU Pusat terdiri dari perwakilan-perwakilan organisasi massa (ormas) dan lembaga-lembaga tertentu, seperti K.H. Wahab Hasbullah yang mewakili Nahdlatul Ulama (NU), Prof. Farid Ma‘ruf mewakili Departemen Agama (Depag), K.H. Idham Chalid sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) atau Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), dan Aruji Kuta Winata sebagai perwakilan dari parlemen saat itu.

PKU 20“Pada tahun 1975, barulah Presiden Soeharto meminta majelis ulama dibentuk secara nasional, hingga akhirnya MUI berdiri secara resmi pada tanggal 26 Juli 1975,” ungkap H. Imam Tabroni.

Piagam berdirinya MUI pada tahun 1975 tersebut, lanjut H. Imam Tabroni, ditandatangani oleh ketua-ketua dari 26 Majelis Ulama Daerah Tingkat I se-Indonesia yang telah terbentuk sebelum adanya MUI Pusat. Selain itu, piagam bersejarah itu juga dibubuhi tanda tangan dari 10 orang ulama dari beragam organisasi Islam tingkat pusat. Mereka adalah K.H. Moh. Dahlan (NU), Ir. H. Basit Wahid (Muhammadiyah), H. Syafi‘i Wirakusumah (Syarikat Islam), H. Nurhasan Ibnu Hajar (Perti), Anas Tanjung (Al-Washliyah), K.H. Saleh Su‘aidi (Mathla‘ul Anwar), K.H. Qudratullah (Guppi), H. Sukarsono (PTDI), K.H. Hasyim Adnan (DMI), dan H. Zainal Arifin Abbas (Al-Ittihadiyah). Kehadiran mereka dilengkapi empat ulama dari Dinas Rohani Angkatan Darat (AD), Angkatan Udara (AU), Angkatan Laut (AL), dan Polisi Republik Indonesia (Polri), serta 13 orang ulama independen. Selanjutnya, pertemuan para ulama ini ditetapkan sebagai Musyawarah Nasional (Munas) pertama MUI.

Menurut H. Imam Tabroni, secara garis besar, MUI didirikan bertujuan untuk menggerakkan kepemimpinan dan kelembagaan Islam. Sehingga, terwujudlah masyarakat yang berkualitas (khaira ummah) dan negara yang aman, damai, adil, dan makmur secara rohani maupun jasmani serta diridai Allah Swt (baldatun ṭayyibatun wa rabbun ghafūr).

Untuk mencapai tujuan tersebut, MUI berupaya memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam. Selain itu, MUI juga berusaha merumuskan kebijakan penyelenggaraan dakwah Islam, amar ma‘ruf dan nahi munkar. Lebih dari itu, MUI memberikan peringatan, nasihat, dan fatwa terkait masalah keagamaan dan kemasyarakatan dengan bijak kepada pemerintah dan masyarakat. Tidak hanya itu, MUI juga berupaya mewujudkan ukhuwah Islamiyah dan kerukunan antarumat beragama, serta menjadi penghubung antara ulama dan umara’ (‘pemerintah’). Masih banyak lagi program-program MUI yang semuanya dilakukan untuk kepentingan umat.

PKU 19Pada sesi selanjutnya, para peserta PKU VIII dibekali pengetahuan tentang bahaya komunisme dan komunis. Materi ini disampaikan oleh H. A. Rachman Aziz, Ketua MUI Jatim Bidang Informatika dan Komunikasi (Infokom). Menurutnya, hal ini harus disadari para ulama karena banyak orang yang berpikiran bahwa komunisme dan komunis di negeri ini sudah lenyap. Padahal, mereka masih berkeliaran di mana-mana, mencoba menyusupi masyarakat dengan paham menyesatkan itu. Maka, umat harus segera dibentengi dari paham yang membahayakan keimanan tersebut.

Sesi lainnya disampaikan oleh M. Yunus, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jatim. Ia memberikan gambaran kekompakan pergerakan ormas-ormas yang tergabung dalam GUIB di bawah naungan MUI Jatim, terutama dalam menangani berbagai penyimpangan keagamaan dan penyesatan umat Islam di Jatim. Dengan bersatunya puluhan organisasi keagamaan berbasis massa dalam GUIB, berbagai aliran sesat pun dapat ditumpas dengan mudah, termasuk dalam upaya membersihkan daerah-daerah Jatim dari berbagai tempat maksiat.

Pemaparan yang disampaikan MUI Jatim dalam beberapa sesi ini sangat berguna bagi para peserta PKU VIII. Mereka telah mendapatkan peta perjuangan di masyarakat kelak. Permasalahan umat memang semakin kompleks dan tantangan Islam ke depan semakin besar. Islam diserang dari berbagai arah. Karena itulah, kader-kader ulama seperti mereka sangat diharapkan MUI untuk berdiri di barisan paling depan membela Islam dan memperjuangkan agama ini menuju kejayaannya.*elk

PMDG Kembali Kedatangan Tamu Bertaraf Internasional

$
0
0
PMDG Kembali Kedatangan Tamu Bertaraf Internasional

Suasana ketika Ir. Jamal Abdul Mun’im memberikan sambutan di Masjid Jami’.

DARUSSALAM–Untuk kesekian kalinya, Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) kembali dikunjungi oleh tamu bertaraf internasional. Tepat pada Selasa lalu (10/2), Ir. Jamal Abdul Mun’im Adduwasary dari Kuwait tiba dan disambut hangat oleh Pimpinan PMDG, K.H. Syamsul Hadi Abdan, K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, dan ditemani oleh Direktur Kulliyatu-l Mu’allimin al-Islamiyah (KMI) K.H. Masyhudi Subari, M.A., dan H. Farid Sulistiyo di Kantor PImpinan.

“Tujuan datangnya Ir. Jamal ke PMDG adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang PMDG,” ujar K.H. Abdullah Baharmus, salah seorang anggota Badan Wakaf yang membawa tamu ini.

Selain bersilaturrahmi ke Pimpinan PMDG, tamu ini juga menyapa seluruh santri PMDG di masjid Jami’ “Setiap orang harus mempunyai cita-cita di masa yang akan datang, karena dengan cita-cita hidup akan mempunyai tujuan dan lebih terarah, tapi ingat apabila kita belum mendapatkan apa yang kita inginkan, maka mintalah pertolongan kepada Allah SWT.” ujar Ir. Jamal diakhir sambutannya. ikami86

Meretas Dunia Multimedia yang Cidera

$
0
0

DARUSSALAM-Melihat adanya potensi individual dan fasilitas yang memadai di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) dan Cabangnya terkait dengan multimedia, Pimpinan PMDG melalui staf Gontor TV menyelenggarakan acara Pelatihan Liputan Islami yang mengusung tema “Kreasi Liputan Islami yang Sinematis” pada Jum’at-Sabtu (6-7/2/2015) di Aula Rabithah PMDG Ponorogo.

Selain untuk pelatihan, acara yang yang menghadirkan mentor dari Jakarta, Andri Sofyan Syah (Pemenang Film Dokumenter Pendek Nasional), alumni PMDG tahun 2008, juga berguna untuk memacu semangat dakwah generasi muda melalui media islami, serta meningkatkan skill peserta seminar khususnya, lantas mereka mengembangkan dan mengajarkannya kepada yang lain saat kembali ke Pondok Cabang masing-masing.

Menimbang jauhnya jarak dan lokasi, sebenarnya acara ini dikhususkan untuk Pondok Cabang dalam Jawa saja, namun ternyata apresiasi yang diberikan masing-masing mereka begitu besar, sehingga beberapa Pondok Cabang luar Jawapun mendelegasikan timnya untuk bergabung dan bersinergi dalam seminar ini dengan total peserta 81 orang; Gontor Pusat, Gontor 2, Gontor 3 Kediri, Gontor 6 Magelang, Gontor 9 Lampung, Gontor 12 Jambi, Manajemen Bisnis Mantingan, Gontor Putri 1, 2, 3, 4, 5, dan 7.

Andri Sofyan Syah saat memantau peserta seminar menjelang produksi kreasi liputan.

Andri Sofyan Syah saat memantau peserta seminar menjelang produksi kreasi liputan.

Dimulai dengan presentasi yang disampaikan oleh Ferry Indra Sukma, M.I.Kom., dosen Universitas Darussalam, tentang Jenis dan tehnik menulis berita, lalu dilanjutkan dengan teori dan praktek produksi film hingga evaluasinya yang dibimbing langsung oleh sang mentor. Selain itu, materi tentang audio engineering juga diorientasikan oleh Ustad Riza Azhari, guru senior PMDG, dan diakhiri oleh Ustad Taufiq Affandi, M.Sc., guru senior PMDG, dengan orasinya yang lebih berfokus kepada sinkronisasi keorganisasian multimedia PMDG.shaz

GBK Raih Juara Umum Vokal Group Antarrayon

$
0
0

Darussalam- “Gontor never stop from his activities”. Pondok Modern Darussalam Gontor tidak pernah berhenti untuk menciptakan dinamika kehidupan yang islami. Pada Jum’at (13/2) yang lalu dilaksanakan acara Vokal Grup Antarrayon. Dalam acara ini, rayon Gedung Baru Kibar (GBK) meraih juara umum dari 21 rayon yang ada di PMDG. Vokal Grup merupakan acara festival musik antarrayon (asrama) yang mendidik para santri untuk berkreasi dalam bidang musik.

Dalam Vokal Grup ini, lagu yang dipilih adalah lagu yang bernuansa islami, sehigga para santri tidak cenderung pada musik yang membawa dampak negatif bagi perilaku santri. Dalam hal ini, PMDG sangat memperhatikan santri-santrinya dalam mengonsumsi lagu-lagu yang ada pada zaman sekarang, khususnya lagu-lagu barat yang menyimpang dari syariat Islam.

Adapun pemenang dalam Vokal Grup ini dibagi menjadi 2 kategori: kategori sighar dan kategori kibar. Juara 1 sighar: Rayon Gedung Baru Sighar (GBS), Juara 2: Rayon Syiria 3, Juara 3: Rayon Indonesia 2 lantai 2. Juara 1 kibar: Rayon Gedung Baru Kibar (GBK), Juara 2: Rayon Wisma Hadi, Juara 3: Rayon Saudi 1 lantai 3.

PMDG mendesain acara ini secara unik, sehingga memunculkan bakat dan kreativitas santri, agar mereka  dapat berkreasi dalam bidang musik dan dapat berdakwah di masyarakat kelak. fuadfahmi 

Jama’ah Umrah PMDG Berangkat Menuju Tanah Suci

$
0
0
Rombongan Umrah PMDG Berangkat Menuju Tanah Suci

Suasana pelepasan jama’ah umrah guru senior PMDG di Kantor Pimpinan

GONTOR–Pada hari Senin (16/2), jama’ah umrah guru senior Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) secara resmi dilepas oleh Pimpinan PMDG, K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, K.H. Hasan Abdullah Sahal dan K.H. Syamsul Hadi Abdan, serta beberapa orang anggota Badan Wakaf dan Ketua Lembaga PMDG di Kantor Pimpinan setelah shalat maghrib tepat. Acara pelepasan ini diawali dengan beberapa wejangan yang disampaikan oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal, K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi dan diakhiri dengan doa yang dipimpin K.H. Syamsul Hadi Abdan.

“Hal terpenting yang harus diperhatikan oleh jama’ah menjelang keberangkatan ke Tanah Suci adalah tajdidu an-niyah, yaitu memperbaharui niat, dengan niat yang tulus ikhlas semata-mata beribadah karena Allah SWT, senantiasa menjaga kesabaran akan segala tantangan dan kesulitan, serta tidak lupa untuk selalu menjaga kesehatan.” ujar K.H. Hasan Abdullah Sahal, saat memberikan nasihatnya.

Jumlah peserta rombongan umrah PMDG kali ini mencapai 50 orang kader. Mereka semuanya telah mengikuti kegiatan bimbingan manasik umrah, melewati pemeriksaan kesehatan fisik, dan telah memenuhi beberapa persiapan lainnya yang wajib dilaksanakan sebelum pemberangkatan. ikami86

Pesantren Sains Sragen dan MBS Yogyakarta Kunjungi Gontor Putri 3

$
0
0

KARANGBANYU- Pada hari Jum’at, 12-13 Februari 2015, Gontor Putri 3 kedatangan kunjungan tamu dari salah satu Pondok Pesantren di Jawa yaitu Pesantren Sains Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen, yang datang bersamaan dengan Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta. Kunjungan ini disambut langsung oleh Wakil Pengasuh Gontor Putri 3, Al-Ustadz H. Saepul Anwar, S.Ag. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan: ”bahwa kami sangat senang jika kedatangan tamu-tamu rombongan dari berbagai macam pesantren di Indonesia seperti kesempatan kali ini, ini membuktikan bahwa saat ini kami berjuang tidak sendiri, masih banyak lembaga-lembaga lain yang mau mendirikan pesantren, dan di zaman yang modern ini masih ada yang mau nyantri di pesantren.”

Selain bersilaturahim antarpesantren, adapun tujuan kedatangan tamu-tamu tersebut adalah untuk belajar mengenai Organisasi Pelajar Pondok Modern dan Koordinator Gerakan Pramuka secara langsung, serta melihat berbagai macam aktivitas dan kegiatan di Pondok Modern Darussalam Gontor. Di bulan sebelumnya, Gontor Putri 3 juga telah kedatangan tamu dari Ponpes Muhammadiyah-Lamongan, Yayasan Lidirasatil Qur’an-Klaten, PP. Darul Abrar-Palembang, PP. Al-Ikhlas Sumbawa Barat, PP. Nurul Jadid-Jember. Dan akan datang selanjutnya dari Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta, PP. Darul-Qolam Gintung, dan PP. Nurussalam-Sumatra Selatan.Humairah

Pekan Kreativitas Santriwati, 64 Jenis Lomba Dipertandingkan

$
0
0

KARANGBANYU – Jum’at, 13 Februari 2015/23 Rabiu Tsani 1436, Gontor Putri 3 mengadakan pembukaan Pekan Kreativitas Santriwati dengan begitu meriah. Pidato dari Wakil Pengasuh Ustadz Saepul Anwar, S.Ag. menjadi pertanda dibukanya acara ini. Acara yang bertemakan “Darussalam in Adventure” ini berlangsung selama 3 hari yang ditutup pada 15 Februari 2015/25 Rabiutsani 1436. Dengan diadakannya 64 macam perlombaan yang bertugas sebagai panitia adalah Siswi Akhir KMI dan diikuti oleh tiap-tiap staf dari berbagai macam bagian OPPM dan Kordinator Gerakan Pramuka, konsulat kecil dan besar, gugus depan, angkatan, dan rayon. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas santriwati dalam berbagai bidang guna menghidupkan dinamika pondok yang tak pernah tidur.

Wakil Pengasuh Gontor Putri 3, Ustadz H. Saepul Anwar, S.Ag. mengunjungi salah satu stan dalam rangka Pekan Kreativitas Santriwati.

Wakil Pengasuh Gontor Putri 3, Ustadz H. Saepul Anwar, S.Ag. mengunjungi salah satu stan dalam rangka Pekan Kreativitas Santriwati.

Adapun perlombaan yang diadakan dari berbagai macam bidang, mulai dari olahraga, ketrampilan, kesenian, keputrian, akademis, kesehatan, tata boga, dan masih banyak lagi perlombaan yang diadakan selama acara ini. Namun semua kegiatan dan perlombaan harus tetap berjiwa pondok dan tidak melepaskan unsur-unsur keislaman, keilmuan dan kemasyarakatan. Wakil Pengasuh berpesan, ”jangan sampai dengan dalih-dalih kreativitas, namun acara tersebut menghilangkan unsur-unsur tersebut.”

Tampil sebagai juara umum pada PKS tahun ini adalah Angkatan Kelas 3 Intensif, dari segi asrama Rayon Thoif A, dan dari kepramukaan Gugus Depan 18-00.sekpenggp3

 


Ajang Mom and Me Tutup Pekan Kreativitas Santri 2015

$
0
0

KARANGBANYU – Ahad, 15 Februari 2015/25 Rabiu Tsani 1436, keindahan melodi yang mewarnai Auditorium menjadi pertanda dibukanya salah satu acara Pekan Kreativitas Santriwati “Mom & Me”. Dibuka dengan pidato singkat oleh Ustadzah Muthmainnah, S.Fil.I dengan menjelaskan kriteria-kriteria perlombaan. Acara bertajuk Mom & Me bertujuan memupuk rasa kebersamaan dan cinta antar konsulat yang diwujudkan dengan kompetisi menyanyi oleh ketua  dan salah satu anggota konsulat.

Pada kesempatan kali ini tampil sebagai pemenang: Konsulat Madiun sebagai juara pertama dengan Ketua Konsulat Sheelna Azheema Huda. Disusul oleh Konsulat Surabaya sebagai juara kedua, dan Konsulat Sumatra sebagai juara ketiga. Acara ini sekaligus menjadi penutup Pekan Kreativitas Santri 2015 yang disusul dengan persembahan tari kombinasi dari siswi kelas enam sebagai grand closing.sekpenggp3

Reuni Akbar 698: Meretas Peradaban, Menyongsong Kebersamaan, Menuju Masa Depan Gemilang

$
0
0

Reuni Akbar 698 Meretas Peradaban, Menyongsong Kebersamaan, Menuju Masa Depan Gemilang 3 DARUSSALAM – Setelah hampir 2 dekade melanglang buana, berjuang dan berkiprah di tengah-tengah masyarakat, pada Jum’at (21/2) pagi, segenap alumni Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) tahun 1998 mengadakan Pertemuan Reuni Akbar dengan Pimpinan Pondok, Ketua-ketua Lembaga dan Dewan Guru, yang dilangsungkan di Aula Wisma Darussalam. “Apa yang kami lihat, kami dengar, kami rasakan selama kami nyantri, ketika kami alumni dan mulai berjuang di masyarakat, memang benar adalah pendidikan bagi kami.” Ujar Ustadz Popriyanto saat memberikan sambutan selaku wakil dari panitia.

Pertemuan ini dihadiri oleh 180 alumni dari jumlah total 211 alumni PMDG pada tahun 1998. Ketua PP-IKPM, H. Ismail Budi Prasetyo, S.Ag. turut memberikan sambutannya, “Tanggung jawab keberlangsungan hidup pondok juga ada di pundak antum semuanya. Maka kiprah antum di masyarakat akan berpengaruh dalam penyebaran nilai-nilai Gontor.” Jelas beliau.

Setelah sekitar setengah jam acara berjalan, Pimpinan Pondok, K.H. Hasan Abdullah Sahal, berkesempatan menyampaikan nasihatnya kepada segenap hadirin. “Pengurus-pengurusmu, guru-gurumu itu adalah bapak, dan Pondokmu ini adalah ibu. Kasih sayang ibu itu melebihi bapak. Kamu dikandung sekian tahun di pondok ini, kemudian dilahirkan, kamu menjadi alumni, ibu bapak masih akan terus menasehatimu, mengawasimu,” ucap beliau, “acara-acara seperti reuni ini bukan hanya untuk men-charge, tapi juga membaca raport; raportmu dan raport pondok. Pondok tidak ta’ajub meski kamu sudah professor doktor, tapi pondok akan ta’ajub kepadamu kalau kamu bisa istiqomah dalam keprofessoranmu atau kedoktoranmu,” ungkap beliau, “dalam dirimu itu sudah ada nilai-nilai pondok, bercerminlah. Saya disini bukan menceramahi antum, tapi mengajak antum untuk bercermin kembali. Bercerminlah dari depan dan belakang,” jelas beliau, “bumi ini tidak semakin luas, tapi penduduknya semakin banyak. Maka kamu harus bisa bersaing. Pondok sudah memberikan kepadamu kunci-kunci, nilai-nilai, potensi-potensi, harus kamu kembangkan. Kamu melihat kawanmu ada yang menjadi pengusaha, dosen, pejabat, mentri, lantas kamu Reuni Akbar 698 Meretas Peradaban, Menyongsong Kebersamaan, Menuju Masa Depan Gemilang 2melihat rumput tetangga lebih hijau, belum tentu. Kamu tidak tahu. Jangan kira jabatan, harta, itu bisa abadi. Yang abadi adalah nilai,” papar beliau, “yang ada semuanya ini adalah hasil dari yang lalu, para pendahulu, Trimurti. Semuanya berjasa, banyak yang berjasa, tapi jangan sampai ada yang merasa paling berjasa. Kalau antum mengatakan generasi ini belum waktunya untuk menegakkan syariat islam, maka generasi-generasi setelah antum juga akan mengatakan demikian. Buka mata luas-luas, buka telinga luas-luas, buka pikirkan luas-luas, tutup mulut, jangan nyerocos saja. Gontor adalah lembaga pendidikan, bukan lembaga pergerakan. Kita belajar politik tapi kita tidak berpolitik praktis. Gontor mendidik Mundzirul Qoum, yang nanti akan mendidik Presiden, mendidik Mentri,” ucap beliau semangat, “di Gontor ada Mu’amalah, Mu’asyaroh, dan Mukholatoh. Mu’amalah antara santri dengan santri, Mu’asyaroh antar pengurus, dam Mukholatoh antara anggota dan pengurus. Itu yang menjadi ciri khas Gontor.” Pungkas beliau. irba

Scout Party Gontor Putri 1 Berlangsung Semarak

$
0
0

MANTINGAN – Kamis, 11 Februari 2015 di Auditorium Pondok Modern Gontor Putri 1, acara tahunan kepramukaan, Scout Party, dilaksanakan dengan semarak. Kegiatan tersebut diikuti oleh semua Gugus Depan Gontor Putri 1. Bukan hanya anggota yang mengikuti perlombaan ini, kelas 5 selaku Pembina pun juga mengikuti perlombaan dalam acara ini. Bermacam perlombaan yang bertemakan kepramukaan bisa kita temukan disini. Seperti majalah dinding tongkat, semaphore dance, kolonel barisan, orasi, miniatur pioneering, dll.

Para santriwati tampak begitu antusias dan bersemangat dalam acara ini, terutama dalam mengikuti perlombaan. Karena beberapa dari perlombaan mengharuskan untuk berlatih dahulu sebelumnya. Seperti semaphore dance dan kolonel barisan. Tentu saja para santriwati menginginkan Gudepnya menang dalam perlombaan yang telah mereka ikuti.

Scout Party kali ini, dimenangkan oleh gudep 17-64 dan diikuti oleh gudep-gudep lainnya. Walaupun beberapa dari gudep mendapatkan peringkat terakhir, tetapi mereka tetap bersemangat dan senang. Karena dengan adanya acara ini, mereka dapat menambah pengalaman mereka dan tentunya keberanian mereka dalam mengikuti perlombaan.pusdatgp1

Kiai Hasan: Inilah Demokrasi Ala Pesantren

$
0
0

GONTOR – “Semua mempunyai suara, namun yang menentukan adalah Kiai, itulah konsep demokrasi ala pesantren.” Demikianlah penuturan K.H. Hasan Abdullah Sahal di hadapan seluruh Siswa Kelas 5 KMI utusan konsulat dan Gugus Depan, Rabu (18/2) malam, di Balai Pertemuan Pondok Modern Darussalam Gontor. Beliau mengingatkan, bahwa setiap santri dan guru haruslah loyal dan percaya terhadap kebijakan, keputusan dan pilihan Pimpinan Pondok, khususnya dalam memilih Ketua Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) dan Ketua Koordinator Gerakan Pramuka.

Pengarahan dari Pimpinan PMDG, K.H. Hasan Abdullah Sahal.

Pengarahan dari Pimpinan PMDG, K.H. Hasan Abdullah Sahal.

Pertemuan yang berlangsung khidmat tersebut diikuti oleh 94 orang utusan konsulat dan 20 orang utusan Gugus Depan, masing-masing utusan merupakan Siswa Kelas 5 KMI.

Usai nasehat, Pimpinan Pondok kemudian menyeleksi 94 orang utusan konsulat, hingga tersisa 50 orang. Kemudian, 50 orang tersebut memilih dua orang per zona pembagian daerah di Indonesia. Karena ada 5 pembagian daerah, maka pada akhirnya, pertemuan malam tersebut menghasilkan 10 besar calon Ketua OPPM. Adapun 20 orang utusan Gugus Depan, diseleksi menjadi 10 orang calon.

Pada Kamis (19/2) pagi, 20 orang Siswa Kelas 5 KMI calon Ketua OPPM dan calon Ketua Koordinator tersebut menghadap ke Pimpinan PMDG untuk kemudian ditentukan 2 orang Ketua OPPM dan 2 orang Ketua Koordinator yang baru.

Laporan Pertanggungjawaban dan Serah Terima Amanat dari Pengurus Lama ke Pengurus Baru OPPM akan dilaksanakan pada Sabtu (28/2) hingga Ahad (1/3), serta Pergantian Pengurus Koordinator Gerakan Pramuka pada Senin (2/3).binhadjid

 

Kesembuhan Kiai Syukri, Harapan Besar Penghuni Darussalam

$
0
0

Sudah 3 tahun, Kiai kami, Guru kami, Dr. (HC) K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. jatuh sakit. Semenjak bulan April 2012, tepatnya pada masa Ulangan Umum Akhir Tahun, Kiai Syukri, yang kala itu sangat aktif mengontrol dan checking perkembangan pondok hingga ke cabang-cabang, tiba-tiba jatuh sakit. Melalui proses pengobatan yang cukup panjang hingga ke Rumah Sakit di Madiun, Surabaya dan Jakarta, Kiai Syukri didiagnosa menderita Aneurisma, penyakit pelebaran abnormal pada pembuluh nadi karena kondisi dinding pembuluh darah yang lemah.

Semenjak hari beliau sakit, para santri seakan kehilangan sosok Kiai Syukri yang begitu memotivasi, menginspirasi dan mengajari tentang arti kehidupan. Hingga beliau kembali dari masa pengobatan yang cukup panjang di berbagai tempat, baik santri, guru dan keluarga pondok, merasa ada perbedaan yang cukup signifikan dalam diri beliau. Sosok Kiai Syukri yang dulu, kini telah banyak berubah.

Secara kepondokmodernan, tugas Pimpinan Pondok harus tetap berjalan. Otomatis, seluruh tugas dan tanggung jawab Pimpinan Pondok diberikan kepada K.H. Hasan Abdullah Sahal dan K.H. Syamsul Hadi Abdan. Tugas yang sedianya dilaksanakan oleh tiga orang, kini dilakoni oleh dua orang, dan beliau berdua pun, saat ini sudah memasuki usia di atas 60 tahun.

Kini, seluruh penghuni Darussalam tidak lagi dapat mendengar petuah, nasehat dan wejangan dari beliau seperti masa sehat dulu. Kalaupun memberi sambutan, hanya beberapa kalimat saja yang beliau katakan. Itupun tak semuanya dapat dipahami oleh para santri dengan mudah. Ada beberapa bagian yang kurang jelas, kalimat-kalimat yang tak berkesinambungan hingga singkatnya masa beliau bicara, menjadikan para santri ataupun guru, tak dapat menangkap apa yang beliau maksudkan dengan mudah.

K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi dalam salah satu sesi latihan.

K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi dalam salah satu sesi latihan.

Kiai Syukri kini sehari-hari tinggal di kediaman beliau yang terletak di sebelah barat lapangan hijau Pondok Modern Darussalam Gontor. Ustadz Pamuji, salah seorang staf Guru KMI yang bertugas merawat beliau, menerangkan bahwa kini, hari-hari beliau lebih banyak dihabiskan untuk masa recovery (pemulihan) dari penyakit. Setiap pagi, usai shalat Subuh, beliau biasa sarapan bubur Talbinah, sejenis bubur yang terbuat dari gandum. Kemudian, beliau melakukan training di lapangan hijau atau depan gedung Rabithah hingga pukul 08.15 WIB.

Setelah training pagi, beliau melakukan sarapan sekitar pukul 09.00 WIB dan dilanjutkan dengan kegiatan santai. Pukul 10.30 WIB, beliau melanjutkan latihan hingga siang hari, kemudian shalat Dzuhur, makan makanan ringan atau buah-buahan dan kemudian istirahat. Pada sore hari, bangun dari istirahat siang, Kiai Syukri biasa makan sore terlebih dahulu, mandi dan rehat sejenak. Latihan dilanjutkan pada malam hari bersama Pak Edi, terapis dari RSUD Ponorogo.

Dalam latihan pagi, siang atau malam, beliau kini fokus kepada stabilisasi ekstrimitas dan stimulasi organ tubuh sebelah kiri. Karena selama ini, latihan melempar bola, angkat tangan atau berdiri dengan tongkat pun masih menggunakan tangan kanan yang notabene sudah pulih. Selain itu, Kiai Syukri kini juga fokus dengan latihan standing balance (keseimbangan berdiri) tanpa bantuan. Waktu paling lama bagi Kiai Syukri untuk berdiri tanpa bantuan adalah sekitar 240 detik. Itupun tergantung kondisi beliau saat itu, tidak setiap hari stabil.

Meski demikian, Kiai Syukri tetap aktif mengikuti kegiatan-kegiatan penting pondok, seperti halnya Apel Tahunan Khutbatul Arsy di Gontor Pusat ataupun Gontor cabang, Sidang Badan Wakaf, perkumpulan-perkumpulan di BPPM, Pentas Seni Panggung Gembira atau Drama Arena. Selain itu, beliau juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan di luar pondok, seperti halnya Silaturahim Nasional Gontor Putri di Jakarta, Silaturahim Tur Guru-guru Keluarga di Bandung, Kongres Umat Islam di Jogja, dan beberapa kegiatan lain di dalam Jawa maupun luar Jawa. Bahkan, dalam kondisi seperti itu, beliau juga menyempatkan untuk umroh bersama keluarga dan berkunjung ke IKPM serta alumni-alumni di Malaysia beberapa waktu lalu.

Tidak banyak yang bisa kita lakukan selain berdoa kepada Allah SWT untuk kesembuhan beliau agar dapat kembali melaksanakan aktivitas sebagai Pimpinan PMDG seperti sediakala. Baik bagi para santri, guru-guru KMI, keluarga besar PMDG, alumni-alumni, Kiai-kiai pondok alumni dan para tokoh nasional yang pernah merasakan didikan beliau secara langsung ataupun tidak langsung, tentunya memiliki harapan besar, agar suatu saat nanti, Kiai Syukri dapat kembali sehat secara utuh, berpidato, memotivasi dan mengajari kita tentang kepondokmodernan, kepemimpinan dan arti kehidupan.binhadjid

Viewing all 1538 articles
Browse latest View live


Latest Images